PermataBank Pimpin Kredit Sindikasi kepada PT Andalan Finance Indonesia

Thursday 28 Feb 2013, 8 : 29 am
by
PermataBank

JAKARTA-PermataBank secara konsisten menjalankan fungsi intermediasinya  dengan memberikan fasilitas kredit kepada perusahaan yang memiliki  kinerja  baik.

Hal ini sejalan dengan visinya sebagai “Pelopor dalam memberikan solusi finansial  yang  inovatif”.

Sebagaimana yang dilakukan pada hari ini, Kamis 28 Februari 2013,  PermataBank memimpin serta menandatangani pemberian kredit sindikasi senilai total Rp 300 Miliar, berjangka waktu 3 tahun dengan tingkat  suku  bunga  yang  kompetitif.

Kredit sindikasi ini diberikan  kepada PT Andalan Finance Indonesia bersama  dengan beberapa bank lainnya seperti Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten (BJB), Bank Pembangunan Daerah Papua dan Bank Pembangunan Daerah Kalsel.

Hadir dalam penandatanganan kredit Roy Arfandy, Direktur Wholesale Banking PermataBank,  Sebastianus  Harno  Budi, Direktur  Utama  dari PT Andalan Finance Indonesia,  Frans F. Rundengan, Managing Director dari PT Andalan Finance Indonesia.

Hadir juga, Acu Kusnandar – Direktur Korporasi & Komersial Bank BJB, Willyam  Sada-Direktur Pemasaran dari Bank Papua, Windy Wijaya Kesuma – Pemimpin  Cabang  Bank Kalsel,  Ardi  Sedaka, Head  Client Relationship PermataBank  dan Dedy Sahat Tupal Parulian Head of WB Strategy and Business Development – Coordinator Loan Syndication PermataBank  bertindak  sebagai  Mandated  Lead  memimpin  pemberian kredit sindikasi kepada PT Andalan Finance Indonesia.

“Kami sangat  gembira  dapat  memimpin  dan  ikut berpartisipasi dalam memberikan kredit  sindikasi  ini  kepada PT Andalan Finance Indonesia. Fasilitas ini merupakan  wujud nyata PermataBank dalam mendukung bisnis pembiayaan secara berkelanjutan, dimana kami memiliki rekam jejak yang panjang di bidang ini,” ujar Direktur  Wholesale  Banking PermataBank, Roy  Arfandy.

“Dengan  pemberian  kredit ini, kami harapkan dapat menopang ekspansi bisnis PT Andalan  Finance  Indonesia,  khususnya  di  segmen pembiayaan konsumen (Consumer Finance), sewa guna usaha (Leasing) dan anjak piutang (Factoring) di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.

“Tanggapan  positif yang diberikan bank mitra, dalam hal ini Bank BJB, Bank Pembangunan Daerah Papua dan Bank Pembangunan Daerah Kalsel dalam sindikasi kredit semacam ini, mendorong PermataBank untuk lebih aktif dalam menjajaki kerjasama  sejenis  dengan  bank-bank  mitra.  Selain  dapat  mengakomodasi permintaan  pendanaan  dalam  jumlah  besar,  pengelolaan  resiko juga akan semakin   baik  mengingat  adanya  sharing  risk  di  antara  bank  peserta sindikasi”, jelas Roy.

Sementara  itu  Direktur Utama dari PT Andalan Finance Indonesia, Sebastianus  Harno Budi  menjelaskan selama ini Andalan Finance Indonesia telah menjadi  kekuatan  dan keunggulan  tersendiri  bagi  Nasmoco Group, dengan menempatkan  dirinya sebagai mitra keuangan pilihan konsumen dalam jaringan usaha  Nasmoco  Group.

Karena  integrasi layanan keuangan-pembiayaan yang kompetitif  dalam front line services, kami sungguh-sungguh memudahkan para konsumen.

“Nasmoco  Group  akan  terus  memberikan dukungan penuh dan menyambut  baik  sinergi yang  telah terjalin dengan para kreditur peserta sindikasi,  yang  kami  harapkan akan terus meningkat dan diperluas di masa mendatang.  Fasilitas  ini akan menambah dan memperkuat sumber dana Andalan Finance  dalam  menyalurkan  pembiayaan  kendaraan bermotor  (minimum roda empat) yang merupakan komitmen dari perusahaan,” imbuhnya.

Sebastianus  juga  menambahkan  pada tahun 2012, Andalan Finance Indonesia
telah membukukan volume pembiayaan baru sekitar Rp 1,7 triliun.

Pihaknya optimis akan  mencapai target pertumbuhan volume usaha sekitar 30% atau mencapai Rp 2,5  triliun  pada  tahun  2013,  yang  sesuai  dengan  rencana  usaha yang ditetapkan semula yaitu komposisi yang berimbang dari pembiayaan mobil baru dan  mobil bekas  dengan  tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan  portfolio usaha  yang  sehat.

Mayoritas pembiayaan mobil baru tersebut  akan  bersumber  dari  penjualan Toyota melalui jaringan kelompok usaha sendiri (Nasmoco Group).

Sebagaimana  diketahui,  aktivitas  Wholesale Banking PermataBank ditunjang
oleh  tiga  pilar  unit  bisnis yaitu Client Relationship-menangani aspek
relasi dengan nasabah di berbagai industri, Transaction Banking -menangani
pengembangan  produk  dan  layanan  perbankan  transaksional  seperti trade
products  and  services  dan cash management dan Global Markets-mengelola
likuiditas,  neraca serta layanan produk treasury.

Baik Transaction Banking maupun   Global   Markets   melayani   nasabah   dengan  koordinasi  Client Relationship.

Ditopang oleh kinerja yang berkesinambungan PermataBank  mencatat  laba  bersih  setelah  pajak (konsolidasi – diaudit) sebesar  Rp 1,368  triliun  untuk  tahun  yang berakhir 31 Desember 2012, meningkat 18% year-on-year (yoy) dari tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

Kinerja operasional PermataBank selama periode tersebut terus membaik.

Laba operasional   naik  20%  yoy  menjadi  Rp 1,728  triliun,  didorong  oleh pertumbuhan pendapatan  bunga  bersih  dan  pendapatan berbasis biaya (fee based  income).

Pendapatan  bunga  bersih tumbuh 43% yoy menjadi Rp5,898 triliun   ditopang   oleh  pertumbuhan  kredit  yang  kuat.

Sementara  itu pendapatan  berbasis biaya (fee based income) naik 7% yoy menjadi Rp 1,109 triliun.

Kredit yang disalurkan PermataBank tumbuh 36% yoy dari Rp 69,3 triliun pada akhir  2011 menjadi Rp 94,4 triliun pada akhir 2012.

Kredit tumbuh di semua segmen  bisnis,  termasuk  pertumbuhan  yang kuat di segmen UKM.

Total aset mencapai  Rp 131,8 triliun, naik 30% yoy dari Rp 101,3 triliun di tanggal
31 Desember 2011.

Basis pendanaan kian beragam dan terus tumbuh.

Dana pihak ketiga – termasuk pendanaan  Syariah-meningkat  27% yoy menjadi Rp 104,7 triliun di mana giro  dan tabungan (CASA) mencatat kenaikan yang kuat masing-masing 23% yoy dan  32%  yoy  menjadi Rp 20,6 triliun dan Rp  20,4 triliun.

Sementara itu deposito  berjangka  mencatat  pertumbuhan yang sehat, naik 21% yoy menjadi Rp 56,5 triliun di akhir tahun 2012.

Pendanaan syariah tercatat meningkat kuat  97% yoy menjadi Rp 7,2 triliun.

Loan  to  Deposit Ratio (LDR) berada di tingkat yang optimal yaitu 89,5% di akhir  2012,  dibandingkan  83,1%  pada  akhir  2011.

Bank juga menunjukkan perbaikan  yang berkesinambungan dalam kualitas pinjamannya, yang tercermin pada   kepatuhan  Bank  pada  prinsip  kehati-hatian.

Gross  dan  Net  Non Performing  Loan  (NPL)  masing-masing mengalami perbaikan menjadi 1,4% dan 0,4% pada Desember 2012 dari 2,0% dan 0,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Struktur permodalan Bank tumbuh kuat di tengah pertumbuhan kredit yang juga kuat.

Setelah   menuntaskan  Right  Issue  sebesar  Rp  2  triliun  dan menerbitkan dua Obligasi Subordinasi (Subdebt) dengan total senilai Rp  2,5 triliun,   rasio  kecukupan  modal  (CAR) Bank  menjadi  15,9%,  mengalami perbaikan sebesar 179 bps dibandingkan dengan tahun lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

I decided to move out of the house

Labores incorrupte vim an. Id augue populo alienum usu, has

Ekspor Kian Melaju, Investasi Industri Mamin Terus Dipacu

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus memacu pengembangan industri makanan dan minuman