Pertumbuhan Ekonomi Kuat, Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Wednesday 13 Apr 2022, 12 : 46 pm
by
Belanja dan seluruh program di monitor dan dipertanggungjawabkan untuk akuntabilitas dan efisiensi
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati

JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat serta stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dan berada dalam kondisi yang normal.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat didukung oleh kegiatan konsumsi masyarakat atau rumah tangga, kegiatan investasi serta dukungan belanja pemerintah.

Indikator stabilitas sistem keuangan turut tercermin dari kinerja ekspor yang mengalami peningkatan sangat signifikan.

Sri Mulyani menuturkan, peningkatan ekspor itu akan tetap diwaspadai seiring perkembangan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi global yang terancam akibat perang di Ukraina.

“Sejumlah indikator ekonomi hingga awal Maret 2022 juga tercatat baik seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan eceran, pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor, konsumsi semen dan konsumsi listrik,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4/2022).

Sementara itu, lanjut Menkeu, stabilitas sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi normal di tengah tekanan eksternal yakni perang antara Ukraina dan Rusia.

Stabilitas sistem keuangan Indonesia yang normal itu ditunjukkan oleh pemulihan ekonomi yang tetap terjaga terutama ditopang dengan semakin baiknya penanganan COVID-19.

Penurunan kasus dan penanganan COVID-19 yang baik diikuti oleh pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat yang akhirnya semakin mendorong kegiatan perekonomian dalam negeri.

Menkeu memaparkan, sisi eksternal, surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 meningkat mencapai 3,83 miliar dolar AS didukung oleh surplus neraca perdagangan non migas terutama dengan meningkatnya harga-harga komoditas global seperti batu bara, besi, baja serta CPO.

Di sisi lain, dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global dan aliran modal asing ke pasar keuangan domestik yang mengalami tekanan maka investasi portofolio mengalami net outflow 1,3 miliar dolar AS sampai 31 Maret 2022.

Meski demikian, tekanan net outflow itu bila dibandingkan dengan emerging market lain yang juga mengalami net outflow masih relatif lebih rendah atau lebih baik.

Untuk cadangan devisa Indonesia pada posisi Maret 2022 pun tetap di tingkat yang tinggi yaitu mencapai 139,1 miliar dolar AS yang setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah.

Standar itu berada di atas standar kecukupan internasional yang biasanya dihitung pada sekitar tiga bulan kebutuhan impor.

Menurut Menkeu, nilai tukar rupiah tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global meski pada triwulan I-2022 mengalami sedikit depresiasi sebesar 0,33 persen secara rata-rata dibandingkan posisi akhir 2021.

Depresiasi rupiah tersebut lebih rendah dibandingkan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya seperti ringgit Malaysia 1,15 persen (years to day/ytd), rupee India 1,73 persen (ytd) dan baht Thailand 3,15 persen (ytd).

Menkeu menambahkan, inflasi Indonesia hingga Maret 2022 juga tetap terkendali pada tingkat 2,64 persen (years to years/yoy) didukung oleh masih cukup terkendalinya sisi penawaran dalam merespon kenaikan permintaan.

“Dan juga tetap terkendalinya ekspektasi inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, serta berbagai respon kebijakan pemerintah terutama dalam menjaga barang-barang yang diatur pemerintah atau administered price,” kata Menkeu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemuda Tani Ajak Mahasiswa Kembangkan Bisnis Pertanian

JAKARTA-Bisnis pertanian bakal menjadi industri yang prospektif. Karena itu wirausaha

Resmi Keluar dari BEI, Onix Capital Beli Kembali 32,784 Juta Saham Publik

JAKARTA–Onix Capital Tbk (OCAP) mulai melakukan pembelian kembali terhadap 32,784