JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang beredar dalam arti luas) pada September 2014 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi M2 pada September 2014 tercatat sebesar Rp4.001,6 T, tumbuh 11,7% (yoy), meningkat dibandingkan dengan 11,0% (yoy) pada Agustus 2014. Demikian keterangan tertulis Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs di Jakarta, Kamis (7/11).
Berdasarkan komponennya, jelasnya perkembangan M2 tersebut bersumber dari pertumbuhan M1 yang meningkat dari bulan sebelumnya. M1 tumbuh sebesar 9,4% (yoy), lebih tinggi dari 4,7% (yoy) pada bulan sebelumnya, ditopang oleh pertumbuhan Simpanan Giro Rupiah. Sedangkan komponen lainnya yakni uang kuasi, tumbuh melambat menjadi sebesar 12,8% (yoy) dari 13,4% (yoy) pada bulan sebelumnya. “Sementara itu, pertumbuhan surat berharga selain saham menurun sebesar -33,8% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar -18,5% (yoy),” katanya.
Sedangkan, berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat atau ekspansi operasi keuangan pemerintah pusat yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Tagihan bersih kepada pemerintah pusat meningkat sebesar 1% (yoy) setelah pada bulan sebelumnya tumbuh negatif 10,0% (yoy). “Sementara itu, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 12,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 13,6% (yoy),” urainya.
Menurutnya, peningkatan suku bunga perbankan masih berlanjut. Rata-rata suku bunga Deposito berjangka waktu 6 dan 12 bulan masing-masing tercatat sebesar 9,36% dan 8,73%, meningkat dibandingkan Agutus 2014, yaitu 9,19% dan 8,61%. Kenaikan suku bunga dana tersebut diiringi oleh peningkatan rata-rata suku bunga kredit yang mencapai 12,88%, meningkat dibandingkan dengan 12,86% pada bulan Agustus 2014.
