Perusahaan Rokok Vs Pertamina

Monday 1 May 2017, 4 : 04 pm
by
ilustrasi

Oleh: Salamuddin Daeng

Seorang pejabat tinggi negara ini pernah berkata.”saya tidak suka migas diurus negara, saya ingin migas seperti tembakau/rokok, tidak ada negara di dalamnya tapi sumbangan terhadap APBN paling besar”.

Sepintas pernyataan itu logis, karena sektor tembakau/rokok adalah penyumbang pendapatan negara paling besar saat ini.

Mencapai 4 kali pendapatan sektor migas.

Bahkan sumbangan perusahaan rokok kepada APBN dapat mencapai 10 kali sumbangan deviden Pertamina kepada APBN.

Barangkali

Itulah dasar dari skema Gross Split yang sekarang hendak dijalankan dalam bagi hasil minyak.

Gross split berarti negara terima bersih pendapatan bagi hasil minyak dan tidak menanggung biaya ekplotasi dan eksploitasi migas.

Meskipun skema gross split ini sampai sekarang belum jelas rimbanya.

Tapi pejabat negara itu lupa bahwa sumbangan sektor tembakau kepada APBN yang relatif besar itu memang dari sejak negara ini berdiri.

Sementara sumbangan migas khususnya Pertamina kepada APBN pada era Soekarno dan Soeharto sangat besar.

Namun sumbangan tersebut menyusut jauh ketika era reformasi di jalankan.

Mengapa itu bisa terjadi. Sistem pengelolaan tembakau dari era soekarno, era soeharto sama sampai era reformasi sama.

Kejayaan tembakau telah diletakkan dasar dasarnya dengan baik sejak kemerdekaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemendes PDTT Buka Seluruh Desa Wisata di Bali

JAKARTA-Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) membuka

Proyek Alsintan Dinilai Tak Tepat Sasaran

JAKARTA-Anggota Komisi IV DPR RI, Mahfudz Siddiq menyayangkan berbagai target