PGAT Caturtunggal Gelar Syawalan, Warga Inginkan Gejayan Bersih Dari Aktivitas Demonstrasi

Sunday 29 May 2022, 9 : 17 pm
by
PGAT Caturtunggal menggelar Syawalan peringatan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

YOGYAKARTA-Kelompok masyarakat Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT) Caturtunggal menggelar kegiatan Syawalan atau Halal Bi Halal untuk melengkapi peringatan Hari Raya Idul Fitri sekaligus menyempurnakan ibadah di bulan Ramadan 1443 Hijriah.

Tradisi Syawalan yang merupakan agenda rutin tahunan ini dilaksanakan oleh PGAT Caturtunggal di salah satu tempat yang masih berada wilayah Gejayan (Jalan Affandi), Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain menjaga tradisi, Syawalan kali ini menjadi momentum untuk menyampaikan kepada masyarakat luas bahwasanya PGAT Caturtunggal bersama segenap warga Gejayan tetap konsisten dan sepakat menjaga wilayah Gejayan bersih dari segala aktivitas atau berbagai kegiatan unjuk rasa maupun demonstrasi seperti Gejayan Memanggil.

“Di bulan yang penuh berkah ini, tidak lupa PGAT Caturtunggal turut mengucapkan Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan dan mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat Jogja melalui media spanduk yang dipasang di wilayah kami,” ujar Iwan selaku Koordinator PGAT Caturtunggal wilayah Gejayan, Kamis 26 Mei 2022.

Iwan menuturkan, selain untuk menjaga agar keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetap kondusif, tujuan PGAT Caturtunggal bersama warga menolak segala bentuk aksi unjuk rasa di Gejayan adalah demi untuk menjaga kenyamanan supaya aktivitas perekonomian di wilayah Kalurahan Caturtunggal dan sekitarnya bisa tetap berjalan.

“Mengingat banyak sekali pelaku usaha di wilayah kami,” ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator PGAT Caturtunggal wilayah Papringan, Budi menyampaikan, tradisi Syawalan ini adalah acara yang akan selalu rutin diadakan.

Hal ini selain untuk mempererat tali silaturuahmi antar warga Caturtunggal, Depok, Sleman juga menjadi tonggak untuk menyerukan kepada masyarakat Jogja bahwa wilayah Caturtunggal bukan tempat untuk meyalurkan aspirasi melalui demonstrasi.

“Image yang sudah terlanjur terbentuk di masyarakat bahwa pertigaan Gejayan adalah lokasi untuk berunjuk rasa harus dihapuskan,” ucapnya.

“Sebab, demo yang dibanjiri ribuan massa seperti Gejayan Memanggil maupun aksi-aksi lainnya sangat merugikan kami warga asli Caturtunggal dan para pelaku usaha di sektor ekonomi,” imbuh Budi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Market Sharenya Hanya 0,67%, Industri Modal Ventura Harus Direvitalisasi

JAKARTA-Industri Modal Ventura perlu direvitalisasi untuk meningkatkan peran dan kapasitas

PII Indonesia Kembali Menurun

JAKARTA-Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar USD321,0