PLN Bukukan Pendapatan Rp 101,3 Triliun

Wednesday 29 Jul 2015, 10 : 27 pm
by
PT Samudera Indonesia Tbk
Ilustrasi

JAKARTA – PT PLN (Persero) mencatat pendapatan penjualan tenaga listrik PT PLN (Persero) pada Semester I-2015 mengalami kenaikan sebesar Rp15,5 triliun atau 18,1% sehingga menjadi Rp101,3 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp85,7 triliun.

Pertumbuhan pendapatan ini berasal dari kenaikan volume penjualan kWh menjadi sebesar 99,4 Terra Watt hour (TWh) atau naik 1,8% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 97,6 TWh, serta adanya kenaikan harga jual rata-rata dari sebesar Rp 878,44/KWh menjadi Rp1.018,87/KWh.

“Jumlah pelanggan yang dilayani perusahaan pada akhir Semester I- 2015 mencapai 59,5 juta pelanggan atau naik 6,82% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 55,7 juta pelanggan,” ujar Sekretaris PLN Adi Supriono, Jakarta Rabu (29/7).

Menurutnya, bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional yaitu dari 80,1% pada Juni 2014 menjadi 84,0% pada Juni 2015.
Subsidi listrik pada Semester I-2015 sebesar Rp27,4 triliun, turun sebesar Rp30,3 triliun atau 52,5% dibandingkan Semester I-2014 sebesar Rp57,7 triliun.

Penurunan tersebut sejalan dengan efisiensi biaya penyediaan tenaga listrik yang terus dijalankan oleh perusahaan serta adanya kenaikan tarif tenaga listrik pada beberapa golongan tarif.

“Total pendapatan usaha pada Semester I-2015 sebesar Rp132,54 triliun, lebih rendah Rp14,5 triliun atau turun 9,8% dibandingkan dengan Semester I 2014 sebesar Rp147,01 triliun,” urainya.

Meskipun volume penjualan meningkat, namun beban usaha perusahaan turun sebesar Rp10,4 triliun atau 8,8% menjadi Rp107,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp118,2 triliun.

Penurunan ini terjadi karena program efisiensi yang terus dilakukan perusahaan antara lain melalui substitusi penggunaan bahan bakar minyak/BBM dengan penggunaan batubara/energi primer lain yang lebih murah, serta turunnya harga komoditas energi primer.

Dia menambahkan efisiensi terbesar terlihat dari berkurangnya biaya BBM yaitu sebesar Rp19,4 triliun atau 50,5% sehingga pada Semester I-2015 menjadi Rp18,8 trilliun dari sebelumnya Rp 37,9 trilliun.

Biaya pemakaian batubara naik sebesar Rp2,1 triliun atau 10,2% sehingga menjadi Rp22,4 triliun, dan biaya pemakaian gas naik dari 22,7 trilliun menjadi 23,2 trilliun.

Perseroan terus melakukan efisiensi dan pengendalian terhadap pengeluaran untuk beban usaha, terutama dengan mengalihkan biaya energi primer dari BBM ke Non-BBM serta efisiensi biaya yang merupakan controllable cost bagi Perseroan.

Laba operasi/usaha Perseroan pada Semester I-2015 sebesar Rp24,7 triliun, turun sebesar Rp4,1 triliun atau 14,2 % dibanding periode lalu sebesar Rp28,8 triliun.

Pada Semester I 2015, Perseroan mengalami Rugi bersih sebesar Rp10,5 triliun, atau turun sebesar Rp25,0 triliun dibanding dengan Semester I 2014 saat Perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp14,5 triliun.

Penurunan laba bersih ini terutama karena adanya rugi selisih kurs yaitu dari laba kurs Rp4,4 trilliun pada Semester I 2014 menjadi rugi selisih kurs Rp16,9 trilliun pada Semester I 2015. (ALFONS)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Masyarakat Desak Ketua KPU Dipecat

JAKARTA-Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mendesak Ketua Komisi Pemilihan

Super You by Sequis Luncurkan 2 Produk Asuransi Kesehatan Terbaru

JAKARTA-Kanal asuransi digital Sequis, yakni Super You by Sequis meluncurkan