PMI Indonesia September 2021 Naik ke Level 52,2

Friday 1 Oct 2021, 6 : 20 pm
by
Capaian ini menunjukkan aktivitas produksi manufaktur diprediksi akan kembali di zona ekspansi atau di atas 50, setelah sebelumnya berada di level kontraksi, yakni Juli di angka 40,1 dan Agustus di 43,7
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Ka. BKF) Febrio Kacaribu

JAKARTA-Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyampaikan Purchasing Managers Index (PMI) September 2021 kembali menunjukkan arah pemulihan yang semakin kuat, yaitu sebesar 52,2 pada September 2021.

Capaian ini menunjukkan aktivitas produksi manufaktur diprediksi akan kembali di zona ekspansi atau di atas 50, setelah sebelumnya berada di level kontraksi, yakni Juli di angka 40,1 dan Agustus di 43,7.

“Perbaikan aktivitas sisi produksi terjadi sangat cepat. Ini sejalan dengan kemajuan pengendalian pandemi Covid-19 yang juga berjalan sangat cepat dan efektif,” ujar Kepala BKF dalam rilisnya.

Kepala BKF menjelaskan tambahan kasus harian Covid-19 sudah menurun sangat signifikan dalam dua bulan terakhir.

Data per 30 September menunjukkan terdapat 1.690 kasus per hari.

Terkendalinya kondisi pandemi di Indonesia terjadi seiring percepatan program vaksinasi yang mencapai 142,19 juta.

“Kemajuan ini akan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam beraktivitas sejalan langkah pemerintah untuk melakukan pembukaan bertahap (gradual reopening) secara hati-hati dengan menurunkan level PPKM Jawa-Bali. Indikator sisi konsumsi juga menunjukkan tren yang sama, sudah meningkat sangat pesat”, kata Kepala BKF.

Kenaikan indikator PMI yang cukup signifikan pasca varian Delta menunjukkan kinerja sektor manufaktur nasional yang akan terus meningkat.

Seiring dengan perbaikan ini, pelaku manufaktur nasional diharapkan dapat kembali membuka lapangan kerja dan meningkatkan produksinya untuk memenuhi peningkatan permintaan pasca dilonggarkannya kebijakan PPKM di sejumlah daerah.

Lebih lanjut, perbaikan indikator PMI juga saling dukung dengan indikator ekspor, khususnya nonmigas, yang terus mencatatkan pertumbuhan double digit.

Pada bulan Agustus, ekspor nonmigas tercatat tumbuh 63,4% (yoy).

Di sisi lain, peningkatan laju pemulihan aktivitas konsumsi tercermin dari inflasi September yang tercatat sebesar 1,60% (yoy), meningkat dari Agustus yang sebesar 1,59% (yoy).

Inflasi September ini dipengaruhi oleh naiknya inflasi administered price, seiring mobilitas masyarakat yang mulai meningkat.

Meskipun demikian, peningkatan inflasi relatif terjaga dengan baik, khususnya merujuk kepada inflasi inti yang masih bergerak stabil serta komponen volatile food yang menurun seiring dengan masa panen.

Beberapa komponen inflasi yang mulai meningkat meliputi sandang, penyediaan makanan dan minuman/restoran, rekreasi, perlengkapan rutin rumah tangga, dan transportasi.

“Selain menggembirakan, perbaikan yang cepat baik di sisi produksi maupun konsumsi adalah penanda bahwa pemerintah harus terus mempertahankan kerja kerasnya terkait penanganan Covid-19 agar kasus terus terkendali. Ini harus diperkuat dengan akselerasi vaksinasi,” jelasnya.

“Di samping itu, kerja sama masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan harus terus didorong menjadi kultur baru untuk memperkuat percepatan pemulihan ekonomi lebih lanjut. Kita cukup konfiden memasuki triwulan ke-4 pemulihan ekonomi akan terus semakin menguat”, ujar Kepala BKF.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menkeu Tinjau Perkembangan Papua

JAKARTA-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melakukan kunjungan kerja ke
Bursa Saham, IHSG, Saham EMTK, Saham TBIG

IHSG Berpotensi Main di Zona Merah, Cermati MYOR, GMFI, SILO dan ELSA

JAKARTA-Pada perdagangan di awal pekan ini, pergerakan Indeks Harga Saham