JAKARTA-Kasus magang Ferienjob di Jerman terus mendapat sorotan masyarakat.
Ada sebanyak 1.047 mahasiswa Indonesia dari 33 perguruan tinggi diduga menjadi korban.
“Saya menduga memang ada kelalaian dalam kasus tersebut. Jadi perlu ada transparansi dan pembenahan aturan magang di luar negeri, sehingga jangan sampai ada korban lainnya ke depan dalam kasus itu,” kata Anggota Komisi X DPR, Mohammad Haerul Amri kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Lebih jauh Politisi muda Partai Nasdem itu minta agar sosialisasi program magang di luar negeri lebih terbuka.
Karena itu pihak universitas serta perguruan tinggi juga harus selektif dan cermat dalam bekerjasama.
“Jadi ini masalah sosialisasi program magang yang belum optimal. Sehingga pihaknya swasta yang terlibat juga harus tanggungjawab,” ujarnya.
Salah satu unsur yang perlu dijelaskan misalnya, kata Gus Aam-sapaan akrabnya, bahwa adanya perbedaan masyarakat dan budaya antara Jerman dan Indonesia.
Hal-hal inilah yang perlu diungkapkan agar mahasiswa tidak kaget menghadapi situasi lapangan.
“Begitu pula dengan jam kerja, tentu ada perbedaan. Apalagi di sana ada musim dingin, sementara di Indonesia tidak ada musim dingin,” paparnya.
Pun begitu soal transparansi soal kontrak kerja magang, lanjut Sekjen Garda Pemuda Nasdem, harusnya dijelaskan secara detail.