Premium Langka, Eni : Jangan Paksa Masyarakat Konsumsi Pertalite-Pertamax

Tuesday 6 Feb 2018, 6 : 48 am

JAKARTA- Bahan Bakar Minyak (BBM ) jenis Premium akhir-akhir ini mulai sulit ditemukan pada sejumlah SPBU di Jabodetabek, terutama malam hari. Berdasarkan pantauan lapangan, SPBU sekitar Kota Tangerang seringkali habis, sehingga masyarakat mau tak mau mengkonsumsi BBM jenis Pertalite dan Pertamax. “Kita belum mengetahui, apa yang menyebabkan terjadinya kelangkaan BBM Premium saat
ini. Karena kelangkaan Premium ini tidak hanya terjadi di Jakarta saja. Makanya kita mau pertanyakan,” kata anggota Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih dalam perbincangan dengan Wartawan di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Padahal, kata anggota Fraksi Partai Golkar, BBM jenis Premium saat ini masih diproduksi kilang di Indonesia. Tentu hal ini menimbulkan banyak spekulasi, mengapa bahan bakar yang menjadi favorit masyarakat tiba-tiba hilang di pasaran.

Legislator asal Jawa Timur ini juga mengaku mencurigai bahwa minyak yang digunakan untuk produksi Premium telah berubah untuk memproduksi jenis BBM lain seperti pertalite.

Eni menegaskan  dampak hilangnya premium di pasaran tentu sangat memberatkan masyarakat lantaran bahan bakar yang memiliki RON 88 tersebut masih kerap digunakan oleh khalayak umum. “Jangan tiba- tiba masyarakat di paksa untuk mengkonsumsi pertalite atau produk – produk yang memang pasti lebih mahal dari premium,” ujar Politikus Golkar ini.

Sebelumnya Wakil ketua Komisi VI DPR RI Azam Asman Natawijana juga pernah mempertanyakan hilangnya BBM jenis premium dari peredaran.

Malah kader Partai Demokrat ini menyebut hilangnya Premium seolah-olah Pertamina telah memaksa masyarakat untuk menggunakan pertalite. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

CMNP Siap Rights Issue 2,32 Miliar Saham

JAKARTA-PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) melaporkan bahwa pemegang

Restrukturisasi Mesin Industri Dianggarkan Rp 100 Miliar

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan pengembangan potensi industri tekstil dan