Presiden di Dataran Tinggi Apau Kayan, Kaltara Sudah Terpilih, Kok Bisa?

Thursday 28 Dec 2023, 4 : 39 pm
by
TAPROF BID. IDEOLOGI LEMHANNAS RI, AM Putut Prabantoro (bertopi) bersama para capres dari Dataran Tinggi Apau Kayan, Kabupaten Malinau, Kaltara.

MALINAU-Peristiwa ini terjadi pekan lalu, Selasa (19/12/2023).

Seratus remaja melakukan simulasi pemilihan presiden.

Lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yakni 14 Februari 2024.

Tempatnya di kampung Agung Baru, Desa Sungai Boh, dataran tinggi Apau Kayan, Kabupaten Malinau.

Apau Kayan meliputi, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, Sungai Boh, Bahau Hulu dan Mentarang Hulu.

Daerah ini termasuk Kampung Agung Baru tidak hanya termasuk dalam wilayah 3 T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).

Tetapi juga 4T yakni Tertinggal, Terdepan dan Terluar dan sekaligus juga Terisolir.

Wilayah ini ini termasuk wilayah perbatasan Kalimantan Utara dan Malaysia.

Tidak mudah untuk menjangkau Kampung Agung Baru ini.

Untuk mencapai kampung baru hasil pembukaan hutan pada tahun 2001 ini, harus menggunakan pesawat kecil berpenumpang 10 orang.

Mendarat di bandara Mahak.

Anda mungkin tidak dapat membayangkan bandaranya.

Sangat kecil, berkerikil, dikelilingi hutan.

Selain itu,  hanya ada satu rumah kayu untuk urusan timbang menimbang beban.

Ketidaktelitian dalam menimbang akan mengakibatkan fatal bagi perjalanan pesawat.

Dari bandara yang sangat kecil ini, menyusuri jarak 10 kilometer masuk ke dalam kampung Agung Baru, dengan menggunakan mobil atau motor.

Kita harus melewati 4 jembatan rusak dan harus ekstra hati-hati untuk melewatinya.

“Kejeblos“ dalam jembatan ini bisa berarti malapetaka bagi si pengemudi ataupun juga bagi penduduk kampung.  Untuk memasuki kampung, mobil harus berhenti di tempat mulut jembatan gantung yang hanya untuk orang berjalan ataupun motor.  Katanya, jalan yang dilewati adalah jalan negara. Namun, perawatan serta pemelihataan sama sekali tidak ada. Tidak ada pilihan !

Mereka hidup dari kemurahan  hati hutan yang ada di sekitar perkampungan.

Itu adalah “supermarket“ yang menyediakan segala kebutuhan hidup orang sekitarnya.

Gratis tetapi dibutuhkan nyali besar dan ketahanan fisik untuk mendapatkannya.

Masyarakatnya sudah mengenal Listrik.

Hanya saja, listrik genset yang bahan bakarnya dari Malaysia.

Listrik hidup pada saat matahari terbenam hingga sekitar pukul 21.00.

Sinyal HP-pun menjadi barang mahal.

Ada satu Menara, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Menara ini menjual sinyal.

Di kampung ada yang menjual “sinyal” tetapi harus membeli kuota yang tidak murah.

Harga-harga yang relatif tinggi juga terjadi pada ayam broiler Rp150 ribu per ekor, semen Rp600 ribu per zak, solar Rp30 ribu per liter.

Adalah AM Putut Prabantoro, pengajar (Taprof) Bid. Ideologi Lemhannas RI, yang memimpin pemilihan presiden ala Kampung Agung Baru, Apau Kayan.

Taprof ini hadir atas undangan panitia ulang tahun ke-25 Gereja Katolik St. Lukas, Apau Kayan.

Perayaan ulang tahun dipusatkan di Stasi St Maria Goreti, Agung Baru, Sungai Boh, Apau Kayan, Malainau.

Di pencalonan ini, capresnya ada 4 orang yang dipilih berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Seratus orang muda itu dibagi dalam empat kelompok usia yakni 12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun, 19 tahun ke atas.

Pembagian ini dilatar belakangi usia dan Pendidikan yang dijadikan satu.

Alasannya adalah, banyak di antara mereka sekalipun usianya dewasa tetapi sebagian putus sekolah. Ini kenyataan sosial yang ada.

Dalam simulasi tersebut, masing-masing kelompok memilih calon presiden sebagai keharusan serta wakil presiden dan juru bicara jika dimungkinkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Infrastruktur Kurangi Kesenjangan Kawasan Perbatasan Kaltara

JAKARTA–– Pembangunan infrastruktur tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

Kajian Setara Institute : Jokowi Terlalu Menitikberatkan Pembangunan Infrastruktur

JAKARTA-Ketua Setara Institute Hendardi menilai satu tahun pemerintahan berjalan ternyata