Presiden Sindir Pengusaha Yang Masih ‘Wait and See’

Kamis 31 Agu 2017, 4 : 50 pm
by
Presiden Jokowi saat menghadiri pencatatan perdana kontrak investasi kolektif di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (31/8).

JAKARTA-Presiden Joko Widodo menyindir para pengusaha yang masih menunda melakukan investasi di tanah air, dengan alasan masih menunggu (wait and see). Sementara banyak momentum bagus telah diraih Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

“Yang di-wait apanya yang di-see apanya lagi, gitu loh? Wait and see, wait and see, apa lagi ini,” kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya saat memberikan sambutan pada Pencatatan Perdana Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK – EBA) Mandiri-PT Jasa Marga, Tbk. (JSMR 01) Surat Berharga Hak Atas Pendapatan Tol Jagorawi, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (31/8).

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo, dan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.

Sebelumnya Presiden mengemukakan, Indonesia memiliki momentum-momentum sangat bagus yang harus dimanfaatkan secepat-cepatnya.

“Ada momentum, banyak sekali momentum, tapi kita ini senangnya yang kayak Saracen gitu, senang yang gitu-gitu gitu loh. Momentumnya malah lupa,” ujar Presiden mengingatkan.

Indonesia jelas Presiden termasuk negara layak investasi. Hal ini ditandai predikat investment grade dari Fitch Rating, Moody’s, dan S & P.

Selain itu, ujarnya, lompatan sebagai negara tujuan investasi dari United Nation Conference on Trade and Development, dari 8 meloncat ke 4. “Ini momentum, menurut saya yang harus dimanfaatkan baik oleh negara, baik oleh BUMN, baik oleh swasta,” kata Presiden.

Dan yang tidak kalah pentingnya, lanjut Presiden, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya. Indonesia sekarang ini nomor 1 sesuai hasil survei OECD Gallup World Poll. “Nomor satu Indonesia, biasanya Swiss tapi sekarang Indonesia. Indonesia, Swiss, India, Luxemberg. Ini momentum gitu loh. Kok masih ada yang pesimis, itu apalagi yang dicari. Apa yang ditunggu lagi, gitu loh,” ujar Presiden.

Presiden juga menyampaikan mengenai peringkat ease of doing business, yang meningkat dari 120 ke-109, sekarang ke 91. “Ini juga kita perbaiki terus. Jangan dipikir kita sudah berhenti, tidak! Saya sampaikan pada Menteri, target saya peringkat 40, itu target jangan ditawar,” tegas Presiden seraya mempertanyakan sikap pengusaha yang masih wait and see.

Kemudian, inflasi 2015 sebesar 3,35%, 2016 jadi 3,02%, tahun ini kurang dan lebih 4, harapan masih di bawah 4. Ditambah lagi karena inflasinya terus rendah seperti ini, Bank Indonesia juga sudah menyampaikan BI 7-Day reverse repo rate 4,5. “Ini kan hal-hal yang positif semua, gitu loh. Jangan dicari yang negatifnya. Kita ini senang mencari yang negatifnya saja. Ini positif semua,” tutur Presiden.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mengingatkam kembali bahwa momentum ini harus dimanfaatkan betul. “Saya  mewanti-wanti, jangan sampai momentum yang ada ini lewat, dan akhirnya tidak mendapatkan apa-apa dari momentum yang baik ini,” imbuhnya.

Kendati demikian, Presiden Jokowi mengakui masih banyak yang harus diperbaiki dan dibenahi.

Misalnya, soal kondisi ketidakpastian berusaha. “Saya, selalu menegur menteri-menteri kalau ada yang mengeluarkan Permen yang menyebabkan ketidakpastian.

Langsung saya sampaikan, saya ingetin. Cabut, enggak bener ini. Selalu saya sampaikan itu,” ungkap Presiden.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pantun Hasto Sindir Calon Pemimpin Lain Yang Iri Karena Kesatupaduan Ganjar dan Jokowi

JAKARTA-Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan sebuah pantun,

Perusahaan Diyakini Tak Terganggu Kenaikkan PPh Impor

JAKARTA-Pemerintah yakin rencana  kenaikkan pajak penghasilan (PPh) impor tidak akan