Program Mobil Murah Datangkan Investasi

Tuesday 24 Sep 2013, 6 : 19 pm
by
Menteri Perindustrian MS Hidayat

JAKARTA-Penolakan terhadap program mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car  (LCGC) ternyata tidak menyurutkan niat pemerintah.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan program LCGC ini jalan terus karena mendatangkan komitmen investasi senilai USD 3.0 Milyar dari industri otomotif dan senilai USD 3.5 Milyar dari sekitar 100 industri komponen otomotif baru.

‘Saat ini sebagian besar komitmen tersebut sudah terealisasi, dengan telah dibangunnya 5 pabrik mobil baru dan sekitar 70 pabrik komponen otomotif baru,” jelas dia di Jakarta, Selasa (24/9).

Beberapa pihak menyayangkan keputusan pemerintah yang mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND/PER/7/2013, tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau dan dianggap mengabaikan keberadaan mobnas yang diinisiasi oleh swasta seperti Esemka, Komodo dan Tawon .

Dalam peraturan tersebut, harga mobil murah ramah lingkungan dipatok sebesar Rp95 juta per unit, dan besaran harga jual kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) tersebut bisa mengalami kenaikan sebesar 15 persen dan 10 persen apabila menambahkan fitur-fitur tertentu.

Menurut dia, program mobil murah ini juga mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja terampil seperti dalam bidang teknik otomotif dan material, manajemen produksi, dan jasa distribusi serta manajemen logistik.

Dampak positif lanjutan dari peningkatan kegiatan manufaktur ini adalah meningkatnya kegiatan ekonomi di daerah-daerah berupa terbentuknya usaha penyediaan stock komponen after sales service, jasa perbengkelan serta peningkatan Pajak Daerah yang merupakan suatu rangkaian kegiatan ekonomi yang saling terkait dan cukup besar.

”Program LCGC ini mempunyai keterkaitan yang erat dengan sektor ekonomi lainnya di seluruh wilayah nusantara,” jelas dia.

Dampak penciptaan lapangan tenaga kerja baru yang langsung di sektor manufakturing adalah sekitar 30.000 orang.

Sedangkan penciptaan lapangan tenaga kerja baru di sektor distribusi mobil dan komponen, dealer dan pemasaran, workshop dan aftersales service diperkirakan 40.000 orang.

Dia menjelaskan, program LCGC ini sifatnya nasional, sehingga distribusinya tidak dimaksudkan untuk kota-kota besar saja, melainkan untuk kota-kota seluruh nusantara yang masih memerlukan alat transportasi ini.

Jumlah produksi mobil LCGC ini diperkirakan sekitar 10-15 % dari seluruh produksi mobil nasional.

Dari 508 Kabupaten/Kota di seluruh nusantara, diperkirakan yang mengalami kemacetan saat ini sebanyak 50 Kabupaten/Kota, sedangkan lainnya relatif tidak macet.

Paralel dengan program ini diharapkan pembenahan transportasi publik oleh Pemda diharapkan tetap dijalankan untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di kota, terutama kota-kota besar.

Industri otomotif nasional sudah mampu memproduksi kendaraan komersial Mini Van, Bus, Truk, dan siap memasok kebutuhan Pemda dengan produk buatan dalam negeri.

“Terlihat bahwa dari perbandingan jumlah penduduk dan GDP per capita, maka di Indonesia masih terbuka peluang yang luas untuk meningkatkan produksinya guna memenuhi permintaan masyarakat akan kendaraan roda empat. Bila peluang ini tidak diisi dengan produk dalam negeri, maka produk impor lah yang akan menguasai pasar dalam negeri,” pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemendag Terbitkan Aturan Regulasi Impor Baja Paduan

JAKARTA-Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 28/M-DAG/PER/6/2014 tentang

Intan Fauzi Loloskan APBN Rp 12,5 Miliar Untuk Program KOTAKU di Kota Bekasi

BEKASI-Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat kawasan kumuh di wilayah