Raih Pendapatan Rp4,53 Triliun, Laba Bersih LSIP di 2021 Naik 42%

Wednesday 2 Mar 2022, 3 : 46 pm
by
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk

JAKARTA-PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) sepanjang 2021 mampu membukukan laba bersih mencapai Rp991,24 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 42 persen (year-on-year).

Berdasarkan laporan keuangan LSIP yang dikutip Rabu (2/3), pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan jumlah pendapatan di sepanjang 2021 yang sebesar 28 persen (y-o-y) menjadi Rp4,53 triliun dari senilai Rp3,54 triliun di 2020.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, jumlah beban pokok penjualan LSIP di sepanjang 2021 tercatat meningkat menjadi Rp2,72 triliun dari Rp2,46 triliun di 2020.

Sehingga, laba bruto perseroan pada tahun lalu menjadi Rp1,81 triliun atau lebih besar dibanding laba bruto di 2020 yang senilai Rp1,08 triliun.

Sementara itu, jumlah laba usaha LSIP pada 2021 tercatat Rp1,19 triliun atau lebih besar dibanding 2020 yang senilai Rp816,12 miliar.

Adapun jumlah laba sebelum pajak penghasilan untuk Tahun Buku 2021 tercatat sebesar Rp1,25 triliun atau mengalami kenaikan dibanding setahun sebelumnya yang senilai Rp860,44 miliar.

Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) di 2021 yang sebesar Rp256,44 miliar, maka laba tahun berjalan LSIP menjadi Rp990,45 miliar atau lebih besar dibanding 2020 yang senilai Rp695,49 miliar.

Sedangkan, besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk periode yang berakhir 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp991,24 miliar.

Kembali mengingatkan, jumlah laba bersih LSIP di sepanjang 2020 senilai Rp696,01 miliar.

Per 31 Desember 2021, total liabilitas LSIP tercatat meningkat menjadi Rp1,68 triliun dari Rp1,64 triliun per 31 Desember 2020.

Sedangkan, total ekuitas perseroan hingga akhir Desember 2021 mencapai Rp10,17 triliun atau lebih tinggi dibanding per akhir Desember 2020 yang sebesar Rp9,29 triliun.

Menurut Presiden Direktur LSIP, Benny Tjoeng, sepanjang 2021 Lonsum memproduksi Tandan Buah Segar (TBS) inti sebanyak 1,2 juta ton atau menurun 7 persen (y-o-y), karena terdampak oleh cuaca yang tidak mendukung, serta kegiatan peremajaan tanaman sawit.

Seiring dengan penurunan produksi TBS inti dan eksternal, kata Benny, total produksi CPO di 2021 mengalami penurunan 8 persen (y-o-y) menjadi 306 ribu ton.

Volume penjualan CPO pada tahun lalu tercatat menurun 2 persen (y-o-y) menjadi 318 ribu ton, sedangkan volume penjualan produk palm kernel (PK) di 2021 menurun 6 persen (y-o-y) menjadi 92 ribu ton.

“Industri agribisnis di 2021 kembali menghadapi tahun yang penuh tantangan, terutama karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan berlanjutnya dampak pandemi. Naiknya harga komoditas di sepanjang 2021, terutama disumbang oleh meningkatnya permintaan vegetable oils dunia, serta rendahnya produksi akibat dampak cuaca,” tutur Benny.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sambut Lebaran 2020, BNI Syariah Siapkan Uang Tunai Rp 2,1 Triliun

JAKARTA-BNI Syariah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 2,1 triliun dalam

Katrol Ekonomi Bali, BBTN dan Pemerintah Siap Pulihkan Sektor Pariwisata

JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) berkomitmen untuk menyelaraskan