JAKARTA-Fitch Ratings Limited (London) menyebutkan, sejauh ini sebagian besar negara berkembang sudah mengambil ancan-ancang untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan, seiring dengan peningkatan laju inflasi di sejumlah negara maju, terutama Amerika Serikat.
Hal tersebut disampaikan Senior Analis Fitch Ratings (London), Pawel Borowski melalui surat elektronik yang diterima Rabu (25/12).
“Lonjakan inflasi global sudah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Tingkat inflasi tahunan di banyak negara maju sudah telah naik ke level tertinggi,” ujar Pawel.
Dia menyebutkan, kenaikan inflasi yang paling menonjol terjadi di AS, dengan peningkatan yang lebih tinggi pada barang-barang konsumsi inti dan tercermin pula pada kenaikan biaya jasa, serta inflasi upah pekerja.
“Inflasi konsumen di AS mencapai 6,8 persen (year-on-year) pada November 2021, atau mengalami kenaikan secara tahunan yang tertinggi dalam 39 tahun terakhir,” terangnya.
Sementara itu, inflasi di Jerman mencapai 5,2 persen atau tertinggi dalam 29 tahun terakhir.
“Pertumbuhan yang cepat pada barang konsumsi tahan lama telah berkontribusi terhadap situasi kekurangan barang secara global dan kemacetan rantai pasokan dan belakangan ini diperparah oleh harga energi yang lebih tinggi,” papar Pawel.
Merespons kondisi inflasi di negara maju tersebut, menurut Pawel, sebagian negara berkembang yang mengalami kenaikan inflasi telah memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan, seperti Brasil, Korea Selatan, Meksiko, Polandia dan Afrika Selatan.
Sedangkan, sejumlah negara berkembang juga sudah merencanakan untuk menaikkan tingkat suku bunga di tengah tren kenaikan inflasi global.
Adapun negara berkembang yang mengalami inflasi sangat tajam adalah, Turki, Brasil dan Rusia yang masing-masing sebesar 21,3 persen, 10,7 persen dan 8,4 persen (y-o-y).
“Namun secara umum, tingkat inflasi masih terjaga rendah di beberapa negara berskala ekonomi besar di Asia,” ucap Pawel.
