Rupiah Bergerak Sesuai Fundamental

Wednesday 1 May 2013, 5 : 41 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (2/5) diperkirakan menguat karena respon positif pelaku pasar setelah melihat data makro ekonomi yang membaik.

“Rupiah diperdagangkan di range 9.710-9.745 per dollar Amerika Serikat (AS),” ujar Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Rabu (1/5).

Menurut dia, pergerakan rupiah lebih banyak dipengaruhi faktor domestik.

Sehingga rupiah bergerak sesuai fundamentalnya karena banyak rilis data makro ekonomi Indonesia yang cenderung membaik.

Inflasi tercatat lebih rendah dibanding bulan lalu, dan kini berada dalam range target inflasi Bank Indonesia (BI).

“Laju inflasi pada April 2013 tercatat sebesar 0,1 persen month-to-month (mom) atau 5,57 persen year-on-year, lebih rendah dibandingkan dengan April 2012 yang tercatat 0,21 persen (mom). Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-April 2013 (year-to-date) tercatat sebesar 2,32 persen,” kata dia.

Selain itu jelas dia, kinerja rupiah juga ditopang oleh neraca perdagangan Indonesia (NPI) yang mulai surplus Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat NPI Maret mengalami surplus sebesar 304,9 juta  dollar AS atau 2,9 triliun rupiah.

Surplus ini menjadi pertama kali dalam tahun ini setelah dua bulan sebelumnya selalu defisit yakni 327,4 juta dollar AS di Februari dan 171,0 juta dollar AS pada Januari. Membaiknya kinerja NPI ini ikut menambah tenaga penguatan  rupiah.

“Juga IHSG yang  kembali mencetak rekor baru menopang rupiah,” kata dia.

Namun demikian kata dia, rupiah masih dibayang-bayangi  hasil  The Federal Open Market Committee (FOMC) meeting.

The Fed diprediksi akan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya senilai 85 miliar dollar AS tiap bulan.

“Apalagi, jika stimulus tersebut ditambah,” jelas dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah masih dibayangi sentimen negatif eksternal dari penurunan penjualan ritel Jerman yang di bawah estimasi, meski di sisi lain terjadi kenaikan pada kepercayaan konsumer.

“Apalagi sentimen itu diperburuk oleh data tingkat pengangguran kawasan negara Euro yang meningkat,” imbuh dia.

Akan tetapi, appetite pelaku pasar berpotensi mensupport  rupiah karena investor akan selalu mencari high yield instrument di emerging market  seperti Indonesia.

”Apalagi, BI masih menjaga mata uang domestik. Penjagaan BI itu membuat nilai tukar rupiah akan bergerak mendatar,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

OJK Luncurkan Buku Literasi Keuangan Tingkat SMP

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan buku literasi keuangan tingkat SMP

Menperin: Kita Ingin Aliran Investasi AS Lebih Deras Lagi

JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, berharap,  agar kerja sama bisnis