Rupiah Ditutup Pada Level Rp14.840

Friday 15 May 2020, 10 : 32 pm
by
ilustrasi

JAKARTA-Perkembangan nilai tukar rupiah ditengah wabah pandemi Covid-19 terus membaik.

Data Bank Indonesia (BI), rupaih ditutup menguat pada level Rp Rp14.840 per dollar AS.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko  menjelaskan  BI akan menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.

Secara umum, inilah posisi nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :

A. Perkembangan Nilai Tukar 11-14 Mei  2020

Pada akhir hari Kamis, 14 Mei 2020

  1. Rupiah ditutup pada level Rp14.840.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 7,83%.
  3. DXY naik ke level 100.47.
  4. Yield UST (US Treasury Note) 10 tahun naik ke level 0,622%.

Pada pagi hari Jumat, 15 Mei 2020

  1. Rupiah dibuka pada level  Rp14.850.
  2. Yield SBN 10 tahun stabil pada 7,78%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Mei 2020)

  1. Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun ke 200,32 bps per 14 Mei 2020 dari 204,05 bps per 8 Mei 2020.
  2. Berdasarkan data transaksi 11-14 Mei 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,17 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp7,21 triliun, sementara jual neto di pasar saham sebesar Rp3,04 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp166,68 triliun.

B. Inflasi 2020 Terkendali dan Berada pada Sasaran Inflasi

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Mei 2020, perkembangan harga-harga pada bulan  Mei 2020 diprakirakan deflasi -0,04% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya. Sehingga inflasi secara tahun kalender sebesar 0,80% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,08% (yoy).
  2. Penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain komoditas telur ayam ras (-0,09%), bawang putih (-0,05%), cabai merah (-0,04%), cabai rawit (-0,03%), emas perhiasan (-0,02%), kangkung dan bayam masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang inflasi yaitu daging ayam ras (0,05%), bawang merah (0,03%), angkutan udara (0,03%), udang basah, ikan tongkol, jeruk dan air minum kemasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jenderal Bukan Malaikat

Oleh: Saiful Huda Ems Dahulu di tahun 2009, tepatnya beberapa

Ada Resesi Global 2023, Pemerintah Harus Perkuat Ekonomi Domestik

JAKARTA-Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto mengapresiasi kinerja pemerintah