JAKARTA-Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (22/8) berpotensi melemah menuju Rp.10.800 s.d Rp.11.200 per USD. Pasar Asia kemungkinan kembali terkoreksi pada hari ini mengikuti pelemahan bursa global kemarin yang merespon negatif notulensi the Fed dengan kemungkinan tapering yang semakin besar. “Untuk IDR masih mungkin melemah ke Rp.10.800-Rp.11.200 per USD dengan potensi menguatnya mata uang USD,” ujar analis valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih dalam analisa hariannya di Jakarta, Kamis (22/8).
Menurut dia, nilai tukar rupiah masih terus melemah ke Rp.10.775 per USD (kurs tengah Bloomberg) atau 0,48% pada perdagangan kemarin, searah dengan pelemahan mata uang Asia lainnya. Sedangkan bursa Indonesia (IHSG) membaik, ditutup di 4.218,45 (1,04%) di tengah bursa Asia yang mixed. Sementara itu bursa global kompak ditutup turun merespon notulensi the Fed yang berpeluang besar melakukan tapering.Dow indeks turun 14.897 (-0,7%). Sedangkan yield obligasi pemerintah AS (Treasury Bond – TB) 10 tahun naik lagi menjadi 2,894% (+0,079).
Hari ini kata dia pasar Asia akan kembali terkoreksi mengikuti penurunan pada bursa global semalam terlihat dari indeks futurenya. Masih berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp.10.800 s.d Rp.11.200 per USD karena tekanan eksternal dengan potensi menguatnya mata uang USD akibat kemungkinan tapering yang semakin besar