Rupiah Tertekan Data Ekonomi Global

Friday 3 May 2013, 6 : 07 pm
by

JAKARTA-Nilai tukar rupiah selama perdagangan sepekan cenderung melemah karena faktor ekternal terkait data-data ekonomi global yang masih lemah, baik di Eropa maupun Amerika Serikat (AS). “sentimen cenderung melemah selama sepekan. “Meski di awal pekan terapresiasi oleh positifnya data ekonomi dalam negeri, namun diturunkannya outlook ekonomi oleh Standard & Poor membuat rupiah kembali tertekan. Kurs tengah BI dan di pasar spot antar bank juga melemah sepanjang satu pekan ini, ujar analis valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat (3/5).

Menurut dia, faktor eksternal sangat dominan menekan rupiah. Salah satunya dipicu oleh rilis data Producer Price Index (PPI) Eropa yang turun  menjadi -0,2 persen  dari publikasi sebelumnya 0,2 persen.

Ekspektasi pasar itu, kata dia, juga tertuju pada pernyataan The Fed  yang akan  mengubah program pembelian obligasinya jika kondisi tenaga kerja dan inflasi berubah. “Pasar masih menantikan data non-farm payrolls AS.  Sejumlah analis memprediksi angkanya naik jadi 150 ribu dari publikasi sebelumnya 88 ribu. Apalagi, tingkat pengangguran AS diprediksi bertahan di level 7,6 persen,” tutur dia.

Dia menjelaskan, dollar AS menguat signifikan sehingga terjadi aksi ambil untung. Penguatan dollar AS akibat European Central Bank (ECB) yang memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 0,5 persen yang merupakan level terendah. “Secara otomatis memperkuat dollar AS dan menjadi tekanan negatif bagi rupiah,” jelas dia.

Selain itu, penguatan dollar AS juga dipicu oleh komentar negatif dari Prediden ECB Maro Draghi yang menunjukkan kemungkinan adanya pemberlakuan tingkat suku bunga deposito yang negatif. “Ini berlaku bagi perbankan yang menyimpan dananya di bank sentral,” tuturnya.

Dari domestik kata dia,  gerak rupiah dipengaruhi pengumuman dari lembaga pemeringkat S&P yang secara mengejutkan menurunkan prospek peringkat utang Indonesia dari BB+ positif menjadi BB+ stabil. Langkah S&P yang merevisi peringkat utang Indonesia karena pemerintah Indonesia dinilai telah mengulur-ulur momentum reformasi ekonomi. Hal itu menekan pergerakan saham yang kembali ditutup pada teritori merah.  “Selain kabar dari penurunan rating tersebut, pelemahan rupiah juga dipicu penurunan tajam pada bursa saham,” pungkas dia

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Impor Beras Disorot, Mafia Nempel ke Penguasa?

JAKARTA-Kebijakan impor beras dari Kementerian Perdagangan mendapat sorotan publik. Stok

Buat Pelunasan Utang, Jasa Marga Beri Pinjaman ke Anak Usaha Rp2,703 Triliun

JAKARTA-Emiten pembangunan dan pengoperasian jalan tol, PT Jasa Marga Tbk