Said Abdullah: Vaksinasi Pandemi, Faktor Penentu Pemulihan Ekonomi

Tuesday 16 Feb 2021, 9 : 50 am
by
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah

Sebab keberhasilan vaksinasi membangun kepercayaan dunia internasional terhadap kondisi perekonomian nasional, terutama masuknya investasi asing ke dalam negeri.

“Makin cepat pemulihan ekonomi sebuah negara, makin besar peluang negara tersebut mendapat limpahan investasi dan aliran modal masuk,” terangnya.

Beberapa negara menunjukkan keberhasilan penanganan Covid-19 dengan pemulihan ekonomi yang cepat.

Vietnam misalnya memiliki kasus Covid-19 paling sedikit di Asia Tenggara.

Pada triwulan IV 2020, Vietnam mampu tumbuh sekitar 4,5 persen.

Tiongkok juga menunjukkan segera pulih, dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 sebesar 6,5 persen.

Tapi bagi negara-negara yang tingkat penyebaran Covid-19 masih tinggi, pertumbuhan ekonominya masih melambat.

Amerika Serikat pada Triwulan IV 2020 masih terkontraksi -2,5 persen, begitu pula Uni Eropa yang mengalami gelombang kedua Covid-19, kontraksinya makin dalam sebesar -4,8 persen.

“Kita sangat berkepentingan untuk bisa pulih lebih cepat dibandingkan dengan beberapa negara besar, seperti Amerika Serikat, China dan negara-negara Uni Eropa,” urainya.

Hal ini penting lantaran negara-negara emerging market termasuk Indonesia, sedang menikmati aliran modal dari pasar Internasional.

Kondisi ini sebagai dampak kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan quantitative easing (QE) dengan melakukan pembelian obligasi besar-besaran, guna menambah likuiditas serta membangkitkan perekonomian AS yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.

Namun demikian, dia mengingatkan BI dan Pemerintah perlu waspada terhadap titik balik kebijakan moneter di AS tersebut.

Sebab kebijakan QE tidak selamanya akan berlangsung, karena akan sangat tergantung dengan kondisi perekonomian AS sendiri.

“Kita perlu mengantisipasi kapan The Fed akan mulai mengurangi QE hingga akhirnya menghentikan, Kebijakan tersebut akan memperkuat USD dan membuat mata uang lain terpuruk atau yang dikenal dengan istilah “taper tantrum”,” tuturnya.

Oleh sebab itu, perekonomian nasional harus segera pulih dan tumbuh lebih tinggi, agar mampu menghadapi tantangan yang lebih berat kedepannya.

“Satu-satunya cara untuk menjawab keraguan Bloomberg terhadap kemampuan vaksinasi yang kita miliki adalah mampu melaksanakan vaksinasi dalam kurun waktu kurang dari dua tahun kedepan, seperti yang sudah direncanakan oleh Pemerintah dalam roadmap vaksinasi,” terangnya.

Ketika ditanya terkait perhitungan Bloomberg, yang menyatakan Indonesia membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun, untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), Said menjelaskan informasi Bloomberg ini dijadikan sebagai peringatan dan motivasi untuk meningkatkan kinerja Pemerintah dan semua pihak yang sedang bertungkus lumus dalam mensukseskan vaksinasi ke seluruh masyarakat.

“Kita tentu tidak ingin berpolemik terlalu Panjang dengan perhitungan Bloomberg. Sebagai bangsa berdaulat, kita harus optimis bahwa program vaksinasi ini berhasil,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Laba BNI Naik 10,3%, Capai Rp15 Triliun

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk mengantongi laba bersih sepanjang

Pemerintah Berperan Melindungi dan Memberdayakan Petani

Dalam UUD 1945 pun, tambah Pri Menix, sudah jelas Negara