SBAT Berencana Gunakan Dana Rights Issue Beli Mesin Produks

Tuesday 19 Oct 2021, 1 : 03 am
by
suspensi, BEI, Saham HITS, KJEN
ilustrasi

JAKARTA-PT Sejahtera Bintang Abadi Sejahtera Tbk (SBAT) menyampaikan, perseroan berencana membeli mesin produksi benang dengan menggunakan dana yang akan diperoleh dari pelaksanaan rights issue pada bulan depan.

Menurut Direktur Utama SBAT, Jefri Junaedi dalam siaran pers yang dilansir di Jakarta, Senin (18/10), sejauh ini perseroan sudah mengalami peningkatan permintaan produk benang dari perusahaan di Bangladesh, sehingga manajemen SBAT berencana menambah mesin produksi dengan menggunakan dana rights issue.

“Saat ini SBAT belum bisa menyanggupi permintaan customer yang meminta pengiriman benang untuk memproduksi handuk sebanyak 3-4 kontainer dalam sebulan, karena faktor keterbatasan mesin. Namun, SBAT menjanjikan untuk memenuhi permintaan tersebut setelah proses rights issue dilaksanakan di November tahun ini,” papar Jefri.

Dia menyebutkan, dana hasil pelaksanaan rights issue atau Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) tersebut akan digunakan untuk membeli tiga unit mesin Open End.

“SBAT berharap proses impor mesin dan instalasi mesin dapat berlangsung dengan lancar dan dapat segera beroperasi pada awal tahun depan,” ucapnya.

Berdasarkan Prospektus PM-HMETD I yang dipublikasikan SBAT, pihaknya akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3.132.678.133 Saham Baru, dengan nilai nominal Rp20 per lembar atau mewakili maksimal 59,3 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PM-HMETD.

Dengan harga pelaksanaan sebesar Rp50 per saham, maka melalui aksi korporasi ini perseroan akan mampu meraup dana mencapai Rp156,63 miliar.

Penerbitan HMETD ini disertai dengan penerbitan Waran Seri II sebanyak-banyaknya 279.703.405 waran atau setara dengan 5 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PM-HMETD I, dengan harga pelaksanaan Rp100 per saham.

Lebih lanjut Jefri mengatakan, SBAT akan terus meningkatkan meningkatkan produksi benang untuk diekspor dan diolah menjadi produk handuk.

Hal ini untuk memenuhi permintaan pelanggan SBAT di Bangladesh, sedangkan Amerika Serikat sebagai negara penerima impor handuk terbesar.

Dia menyampaikan, seiring dengan pemulihan ekonomi di tengah penurunan jumlah kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia, permintaan atas produk benang sebagai bahan baku pembuatan handuk mengalami peningkatan.

Produk handuk ini akan digunakan di sektor restoran dan hotel, rumah sakit maupun pelayaran, tidak terkecuali di AS yang sedang mengalami pertumbuhan di sektor pariwisata.

“Survey menunjukkan bahwa penjualan untuk sektor pariwisata di AS mengalami peningkatan dari Maret hingga Juli 2021 sebesar 14 persen. Pertumbuhan ini memiliki efek yang cukup besar kepada PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk,” kata Jefri.

Maka, lanjut dia, peningkatan order benang ini akan direspons SBAT dengan memanfaatkan dana hasil rights issue yang rencananya aksi korporasi ini akan dilaksanakan pada November 2021, setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sejalan dengan penantian keberadaan mesin produksi, ujar Jefri, SBAT berencana menggandeng perusahaan tekstil di Jawa Tengah, agar bisa mempercepat proses penambahan produksi benang.

“Karena, kebutuhan ini sifatnya sangat penting, maka di waktu yang bersamaan, SBAT siap menggandeng pabrik textile di Jawa Tengah untuk membuat benang Open End,” ucapnya.

Melalui kerjasama ini, dia berharap SBAT mampu menciptakan benang unggulan yang diminati pasar dan terus menambah market share ekspor, terutama Bangladesh sebagai negara eskportir handuk ke AS.

“SBAT akan terus ekspansi dan berkembang, agar semakin dikenal dunia sebagai salah satu produsen benang hasil recycle terbaik dan terpercaya,” imbuh Jefri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Melantai di BEI, Harga Saham Emiten Rajungan Ini Meroket ke Titik Autorejection

JAKARTA-Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia

Ganjar: Magelang, I Love You

MAGELANG– Ditengah hujan deras,  Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo