Sebaiknya Kuota Impor Daging Sebanding Beras

Wednesday 12 Jun 2013, 8 : 18 pm
ews.kemendag

 JAKARTA-Jatah kuota impor daging sapi yang paling ideal diterima Perum Bulog sekitar 10% dari kebutuhan nasional. Oleh karena itu, Bulog berharap pemerintah memberi  jatah sebanyak 50 ribu ton dari kebutuhan nasional 2013 mencapai 500 ribu ton. “Misalnya seperti beras, Bulog harus menguasai 10 % dari total kebutuhan. Untuk daging, mungkin seperti beras juga sebesar 10 % dari kebutuhan nasional stok ada di tangan Pemerintah,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimeso di Jakarta, Rabu (12/6).

Sayangnya, harapan Bulog ini tak dikabulkan pemerintah. Bahkan Bulog hanya diberi kesempatan mengimpor sekitar 1.500 ton hingga 5.000 ton daging. Namun begitu, Bulog belum berani membuat kontrak pembelian dengan negara mana pun. Alasannya, baru Kementan yang memberikan Permen-nya. Sementara Permendag belum ada. “Saya baru beberapa menit yang lalu terima Permentan-nya. Tentunya ini harus diikuti dengan Permendag. Karena, ini ada hubungannya dengan berapa banyak dan sebagainya,” ungkapnya

Menurut Sutarto, pada Permentan tersebut Bulog tidak ditunjuk secara khusus untuk mengimpor daging sapi. “Yang diberi rekomendasi adalah BUMN. Namun, itu bisa digunakan oleh Bulog sebagai salah satu dasar,” katanya.

Diakui Sutarto, Bulog masih menunggu keluarnya Permendag. “Kami tunggu dari Mendag, kalau belum ada itu kami dianggap melanggar, kami tidak mau,” kata Sutarto sembari berharap Kemendag segera menerbitkan beleid itu sebab semakin dekat dengan bulan puasa Ramadhan, maka akan semakin menyulitkan untuk melakukan stabilisasi harga. “Seharusnya sejak bulan lalu, karena sudah diputuskan. Saya tahu semua pakai proses. Tetapi, apabila kami mau pesan (impor daging) itu juga butuh waktu. Sampai saat  ini (saya) belum bisa teken kontrak, paling-paling hanya menjajaki saja,” tutur dia.

Menurut dia, bagaimana pun Permendag dan Permentan merupakan dasar bagi Bulog untuk melakukan impor. Kalau izinnya belum keluar, apa bisa dikeluarkan di Bea Cukai dan karantina?,” kata Sutarto mempertanyakan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jokowi: Kalau Beras Naik, Saya Dimarahi Para Ibu, Jika Harga Beras Turun, Saya Dimarahi Petani

LABUHANBATU – Pemerintah mengaku dilematis dalam menjaga keseimbangan harga beras di

Keluarga Almarhumah Karyawan BRI Siap Tempuh Jalur Hukum

BELITUNG TIMUR-Keluarga almarhumah Anggun Pradini, karyawan BRI Manggar, yang meninggal