Securitisasi Bisa Kurangi Beban APBN

Thursday 31 Aug 2017, 4 : 15 pm
Presiden Jokowi sebelum memberikan sambutan pada silaturahim dengan peserta Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadis, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/5).

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengharapkan skema pendanaan melalui penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) di dalam negeri lebih marak lagi. Karena skema ini bisa memicu arus modal masuk ke dalam negeri dan mengurangi beban APBN. “Di mana-mana sekarang bicara sekuritisasi, ini penting sekali karena akan memicu arus modal masuk dan juga mengurangi beban APBN kita maupun balanced BUMN,” katanya saat meresmikan pencatatan produk sekuritisasi di Jakarta, Kamis (31/8/2017).

Dikatakan Presiden, produk sekuritisasi aset dengan skema Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) bernama KIK EBA Mandiri JSMR01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jakarta Bogor-Ciawi (Jagorawi).
“Alhamdulillah hari ini telurnya sudah pecah (produk sekuritisasi) dan setelah telur satu ini pecah telur-telur yang lain juga pecah terus menerus, baik dari BUMN maupun swasta,” tambahnya.

Presiden mengingatkan investor dan pelaku usaha agar memanfaatkan momentum ekonomi Indonesia yang sudah level layak investasi (investment grade).
“Indonesia sebagai negara tujuan investasi, dari peringkat delapan loncat keempat, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah juga tinggi, itu momentum, kok masih ada yang pesimis,” katanya dalam acara yang juga dihadiri Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN RI Rini M Soemarno dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso itu.

Wimboh Santoso mengatakan pencatatan KIK EBA Mandiri JSMR01 adalah yang pertama bagi instrumen KIK EBA yang berbasis “future revenue”. “Ini sebagai salah satu wujud komitmen pasar modal dalam mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur. KIK-EBA PT Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan surat berharga Hak atas Pendapatan Tol Jagorawi dengan nilai penerbitan Rp2 triliun,” terangnya

Ia memperkirakan sektor jasa keuangan tahun ini menyalurkan pembiayaan sebesar Rp717 triliun yang 73 persen berasal dari perbankan nasional, 24 persen dari pasar modal, dan sisanya IKNB. “Tahun ini Pasar Modal diperkirakan akan dapat menghimpun dana sebesar Rp170,1 triliun,” pungkasnya. ***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kenaikan Tarif Parkir Beratkan Konsumen

JAKARTA – Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 120 /2012 merubah tarif parkir
PII Indonesia mencatat kewajiban neto 264,1 miliar dolar AS (23,8% dari PDB), menurun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I 2021 sebesar 267,5 miliar dolar AS (25,2% dari PDB).

PII Indonesia Turun Jadi USD264,1 Miliar di Triwulan II-2021

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada