JAKARTA- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menerima 143 pengaduan konsumen Smartfren, khususnya pelanggan data (internet) yang terganggu akibat putusnya jaringan kabel submarine di antara Pulau Bangka dan Pulau Batam. Pengaduan ini merupakan dampak dari penurunan 10 persen dari normal kapasitas layanan data Smartfren yang mengakibatkan penurunan layanan terhadap pelanggan data (internet). Berdasarkan perhitungan YLKI, besarnya kerugian konsumen selama 3 hari masa gangguan mencapai Rp 10,1 miliar. “Data 2012 menyebutkan keuntungan Smartfren dari layanan data adalah sebesar Rp 1.229 triliun (74 %) maka estimasi kerugian konsumen selama 3 hari masa gangguan adalah Rp 1.229 triliun /365 hari x 3 hari adalah Rp 10,1 miliar,” ujar Ketua Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI), Sularsi di Jakarta, Kamis (2/5).
YLKI kata dia melakukan advokasi atas gangguan layanan Smarfren. Pada (28/3) lalu, YLKI telah mengirim surat kepada Smartfren. Langkah ini dibarengi dengan membuka bulan pengaduan konsumen provider itu.
Hasilnya, selama 3 hari gangguan jaringan Smartfren, YLKI menerima pengaduan, baik yang dikirim melalui email, surat pembaca, serta jejaring sosial. “Surat/email 14 aduan, sosial media/facebook 84 aduan, comment 40 aduan dan message 5 aduan,” jelas dia.
Komentari tentang post ini