JAKARTA-S&P mencetak rekor tertinggi baru seiring penguatan 0.6% kemarin. Pendorong kenaikan terutama berasal dari sentimen kemenangan partai Republik di DPR, Senat, dan juga Gubernur negara bagian. Republik dianggap bersahabat dengan bisnis. Harga minyak WTI ikut terimbas dengan menguat 1.93%. Sementara itu, saham batubara yaitu Alpha Natural Resources dan Peabody Energy mengalami kenaikan 16.8% dan 4.8% akibat spekulasi Republik akan menentang pembatasan penggunaan sumber daya alam. Harga Nikel kemarin menguat 0.3% sedangkan Timah menguat 0.4%. Harga CPO kemarin turun 2.4% akibat kekhawatiran kenaikan inventory. EIDO turun 0.8% akibat penurunan IHSG.
Analis valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan mayoritas bursa Asia pagi ini dibuka menguat tipis seiring penguatan S&P. Rupiah flat pada level Rp12,165/US$. “Kami memperkirakan saham-saham komoditas akan mengalami penguatan seiring penguatan harga minyak dan penguatan yang signfikan pada saham batu-bara di AS,” ujar Lana seperti dikutip dari laman samuel.co.id di Jakarta, Kamis (6/11).
Sebagai tambahan, katalis lain khususnya untuk sektor plantation dalam jangka pendek adalah penurunan produksi dan kenaikan permintaan akibat natal, akhir tahun, dan tahun baru China.