SwissCham Indonesia dan Swisscontact Berkolaborasi Dukung Kemenperin Dalam Program S4C

Jumat 26 Nov 2021, 12 : 12 am
by
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Arus Gunawan (dari kiri) berbicang dengan Program Manager Skills for Competitiveness/S4C Swisscontact Daniel Weibel, Vice Chairman/Head of Human Capital Sectoral Group SwissCham Indonesia Henry Chia dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia H.E. Kurt Kunz di sela-sela acara penandatanganan kerja sama di Jakarta, Kamis (25/11)

Hal ini dilakukan untuk menjawab dua tantangan utama sektor industri, yaitu jumlah tenaga kerja yang melebihi ketersediaan lapangan kerja serta tingkat keterampilan umum tenaga kerja yang berada di bawah standar industri.

Secara garis besar, program ini bertujuan meningkatkan daya saing beberapa sektor industri terpilih di Indonesia, terutama pada 5 institusi pendidikan vokasi, melalui kerjasama berkesinambungan dengan sektor swasta.

Program ini memiliki 2 pilar utama, yaitu pengembangan sekolah dan penguatan sistem.
Termasuk diantaranya penguatan kapasitas sekolah yang berfokus pada hubungan industrial, pengembangan teaching factories (TEFA) di beberapa politeknik, pengembangan pendekatan pengajaran berbasis pelatihan ganda, dan peningkatan serta penguatan kapasitas pengajaran.

“Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, kita tidak hanya perlu mencetak sejumlah besar tenaga kerja muda untuk mengisi lapangan pekerjaan di sektor industri, melainkan memastikan kualitas dari pelatihan tenaga kerja itu sendiri, mulai dari fungsi produksi hingga fungsi administrasi dan manajemen. Kebutuhan ini telah digemakan dengan sangat lantang dalam skema Making Indonesia 4.0,” ujar Henry Chia, Kepala Human Capital Sectoral Group dan Wakil Ketua SwissCham Indonesia.

Perusahaan Swiss di Indonesia membutuhkan tenaga profesional terlatih dan karenanya sadar betul bahwa tanggung jawab untuk mewujudkan hal ini harus dipikul oleh pelaku industri dan bukan hanya pemerintah.

Untuk itu, anggota SwissCham melihat adanya peluang untuk membentuk sinergi antara:
(1) sekolah vokasi sebagai penyedia siswa,
(2) perusahaan dengan teknologi dan sumber dayanya,
(3) sistem pendidikan vokasi yang diadopsi dari berbagai institusi di Swiss.

Dengan harapan membuka ruang kolaborasi efektif, memberi manfaat bagi semua pihak, serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Sejak tahun 1970an, Swiss telah menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan membuahkan rekognisi dan apresiasi positif dari masyarakat dan pemerintah.

Beberapa institusi yang telah didukung antara lain National Hotel Institute (NHI) Bandung – sekarang dikenal sebagai STP Bandung – , Politeknik Mekanik Swiss (PMS Bandung) – sekarang dikenal sebagai POLMAN Bandung – , Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) Bandung, Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi (VEDC) Malang, dan Sekolah Menengah Kejuruan Guru, serta Politeknik Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo.

Reformasi
Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan, mengatakan, dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia industri, Indonesia membutuhkan reformasi besar-besaran dalam institusi pendidikan dan vokasinya.

“Peningkatan kualitas dan relevansi lulusan vokasi – baik dari SMK maupun politeknik yang dapat memenuhi standar industri, telah menjadi faktor kesuksesan yang sangat penting guna meningkatkan daya saing global, mengurangi ketidaksesuaian keterampilan kerja , mengurangi angka pengangguran muda dan berkontribusi dalam perekonomian Indonesia yang lebih kompetitif. Kita telah belajar dari ahlinya dan karenannya sangat mengapresiasi kesediaan Pemerintah Swiss untuk membagikannya dengan kita” tambahnya.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemkab Tangerang Masih Andalkan Pajak PBB

TANGERANG-Pemerintah Kabupaten Tangerang mengakui PAD  masih mengandalkan dari pendapatan Bea

PAC PDIP Kabupaten Belu, NTT Kosong, Kader Desak Percepat Musancab

KUPANG-Kader PDI Perjuangan yang juga putra asli NTT, Fransiskus B.