mengabur dan menguburkannya.
Penjahat yang masih belum pernah mau meminta maaf secara terbuka pada rakyat, bahkan malah meminta izin pada rakyat untuk menjadi penguasa, harusnya dihentikan oleh Jokowi, atau minimal dikritisi.
Akan tetapi yang terlihat justru Jokowi malah memberikan dukungan padanya untuk menjadi Capres 2024.
“Apalagi jika anaknya diizinkan dan didukung untuk menjadi Cawapresnya, ini merupakan perbuatan yang tidak tau malu bahkan bisa tergolong menjadi penghianat sejarah,” tuturnya
Ketiga, dosa Serakah
Seserakah-serakahnya Soeharto, Soeharto tidak pernah membiarkan anak-anaknya jadi Ketua Umum Partai Politik di masa kepemimpinan nasionalnya, apalagi membiarkan anaknya jadi Capres atau Cawapres.
Menurutnya, Soeharto sangat tau diri, dan sangat menghayati filosofi Jawa, ngono yo ngono namun yo ojo ngono.
“Begitu ya begitu namun ya jangan seperti begitu. Artinya Soeharto itu sangat tau batasan, tidak keterlaluan, tidak kebablasan, bukan seperti Jokowi dari mulai anak, menantu sampai adik ipar sudah dan mau diizinkan sebagai pejabat semua. Ini serakah ! Kami rakyat kecil sudah sangat capek Pak, berpuluh tahun memperjuangkan nasib sendiri, lah kemudian anda main potong kompas saja,” pungkasnya.