Triwulan III-2014, PLN Raup Pendapatan Rp 218,7 Triliun

Tuesday 11 Nov 2014, 2 : 05 pm
by

JAKARTA-Laporan Keuangan PT PLN (Persero) per 30 September 2014 unaudited menunjukkan bahwa kinerja perusahaan terus tumbuh positif dengan angka yang signifikan. Pendapatan usaha Perusahaan sebesar Rp 218,7 triliun atau meningkat 18,4% dibandingkan dengan periode yang sama 30 September 2013 yakni Rp.184,7 triliun. “Pendapatan usaha ini memang naik Rp34,0 triliun,” ujar Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (11/11)

Menurutnya, meningkatnya pendapatan usaha di Triwulan III 2014 ini, terutama disebabkan kenaikan volume penjualan tenaga listrik menjadi sebesar 146,8 Terra Watt hour (TWh) atau naik 6,3% dibanding dengan volume penjualan pada periode yang sama tahun 2013 sebesar 138,2 TWh. Hal ini juga didukung oleh kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) secara berkala setiap dua bulan untuk golongan pelanggan I-3 (Tbk) dan I-4 sejak bulan Mei 2014 dan kenaikan TTL untuk enam golongan pelanggan lainnya sejak 1 Juli 2014.

Dari sisi total aset Perseroan jelasnya, pada Triwulan III 2014 menjadi sebesar Rp.621,3 triliun, meningkat Rp.25,4 triliun atau 4,3% dibandingkan dengan total aset per 31 Desember 2013 sebesar Rp.595,9 triliun.

Disisi lain, beban usaha pada Triwulan III 2014 tercatat sebesar Rp.178,3 triliun, meningkat 14,9% dibandingkan Triwulan III 2013 sebesar Rp.155,2 triliun. “Meningkatnya beban usaha ini terutama dikarenakan peningkatan konsumsi dan kenaikan harga bahan bakar dan pelumas untuk melayani peningkatan permintaan tenaga listrik pelanggan,” ujarnya.

Dengan demikian laba usaha Perseroan pada Triwulan III 2014 adalah Rp.40,4 triliun, naik sebesar Rp.10,9 triliun atau 37,1% dibanding dengan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp.29,5 triliun. Prosentase kenaikan beban usaha lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pendapatan usaha, yang menunjukkan adanya upaya efisiensi yang terus dilakukan oleh PLN. Perseroan terus melakukan pengendalian terhadap beban usaha, khususnya biaya kepegawaian dan pemeliharaan yang merupakan controllable cost bagi Perseroan.

Sementara itu, biaya kepegawaian dan biaya pemeliharaan hingga Triwulan III 2014 mengalami penurunan masing-masing menjadi 99,4% dan 95,9% dibanding dengan periode yang sama tahun 2013, yang menunjukkan adanya efisiensi pada komponen biaya tersebut masing-masing sebesar Rp0,05 triliun dan 0,54 triliun. Biaya per jumlah pegawai pada biaya kepegawaian dan biaya pemeliharaan mengalami penurunan yaitu masing-masing menjadi sebesar Rp187,3 juta dan Rp264,8 juta per pegawai, dibandingkan dengan kondisi pada periode yang sama tahun 2013 masing-masing sebesar Rp188,5 juta dan Rp276,5 juta per pegawai.

Laba bersih Perseroan meningkat menjadi Rp.15,3 triliun, atau naik sebesar Rp.36,7 triliun dibanding dengan periode yang sama tahun 2013 dimana Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp.21,4 triliun. Di samping karena peningkatan penjualan dan efisiensi biaya, kenaikan laba bersih tersebut juga disebabkan adanya laba selisih kurs sebesar Rp.2,4 triliun.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

suspensi, BEI, Saham HITS, KJEN

Listing Perdana di BEI, Harga ASHA Langsung Sentuh Batas Atas Titik Autorejection

JAKARTA-Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek

BPODT dan 7 Investor Tanda Tangani Kerjasama Investasi Rp 6,1 Triliun

BALI-Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Kementerian Pariwisata Republik Indonesia