Potensi Penerimaan Dari Proyek Donggi Senoro USD 7.02 Miliar

Monday 3 Aug 2015, 5 : 33 am
by

SULTENG-Pemerintah memperkirakan potensi tambahan penerimaan negara yang dihasilkan dari Proyek Donggi Senoro LNG sekitar USD 7.02 Miliar. Model Proyek infrastruktur minyak dan gas bumi yang terbesar di Sulawesi ini diupayakan dapat dibangun dibanyak lokasi di wilayah Indonesia. “Apabila proyek beroperasi selama 13 tahun maka diperkirakan akan meningkatkan pendapatan negara sekitar USD 7.02 milyar dengan asumsi harga minyak mentah JCC USD 70/bbl. Saya kira asumsi ini belum terlalu meleset dengan perkiraan harga sekarang,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said dalam sambutanya, sesaat sebelum mendampingi Presiden Republik Indonesia meresmikan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi di Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Minggu (2/8).

Potensi tambahan sebesar itu akan didapat dari JOB Senoro sebesar USD 4.96 milyar, Matindok Gas Development Project sebesar USD 1.06 milyar dan Donggi Senoro LNG dan PT Panca Amara Utama sebesar USD 1.0 milyar.

Pengembangan proyek Donggi Senoro merupakan proyek model hilir pertama di Indonesia. Donggi Senoro sebagai perusahaan hilir bertanggung jawab hanya untuk pengolahan gas alam menjadi LNG, serta memasarkannya kepada pembeli. Proyek ini merupakan Proyek kerjasama antara Indonesia, Jepang dan Korea tanpa keterlibatan major oil and gas companie.
Seperti diketahui. Mega proyek Terintegrasi Pertamina telah menghabiskan dana investasi mencapai USD 5,8 miliar yang terdiri dari, JOB Senoro USD 1,2 miliar, Matindok Gas Development Project USD 0,8 miliar, Donggi-Senoro LNG USD 2,8 miliar dan PT Panca Amara Utama USD 0,8 miliar.
Dikutip dari laman esdm.go.id, Minggu (2/8), Mega Proyek yang diresmikan Presiden terdiri dari fasilitas produksi Lapangan Gas Senoro, pengapalan perdana kargo PT Donggi-Senoro LNG, Pengoperasian Lapangan Gas GG PT Pertamina Hulu Energi (ONWJ) dan Groundbreaking Pabrik Amonia PT Panca Amara Utama.

Peresmian akan ditandai dengan penekanan tombol sirine yang dilanjutkan dengan penandatangani prasasti dan pelepasan ikat kapal LNG Maleo yang membawa LNG terminal Regasifikasi di Provinsi Aceh.

Berikut profil lima proyek Pertamina terintegrasi tersebut :
1. JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi (JOB PMTS), dikelola oleh JOB PMTS yang dimiliki oleh PT Pertamina Hulu Energi 50%, PT Medco Tomori E&P 30% dan Tomori E&P Ltd. 20%.Terdiri dari 1 Central Processing Plant (CPP) dengan kapasitas produksi total 310 MMCFD.
2. Kilang LNG Donggi Senoro, dikelola oleh PT Donggi Senoro LNG yang dimiliki oleh PT Pertamina Hulu Energi 29%, PT Medco Energi Indonesia 11,1%, dan Sulawesi LNG Development Ltd. 59,9% (75% oleh Mitsubishi Corporation dan 25% oleh KOGAS). Kapasitas kilang 2,1 MTPA, menerima pasokan dari JOB PMTS 250 MMCFD dan dari Matindok pengembangan proyek 85 MMCFD.
3. Pabrik Amonia, dikelola oleh PT Pancara Amara Utama (PAU) dan akan mulai Groundbreaking untuk konstruksi kilang. Kapasitas produksi 0,7 MTPA, menerima pasokan dari JOB PMTS 55 MMCFD.
4. Lapangan GG (PHE-ONWJ), dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North Swest Java (PHE-ONWJ).Kapasitas produksi 31 MMCFD dan 150 barrel kondensat per hari

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Triwulan I-2021, Industri Furnitur Tumbuh 8,04%

SIDOARJO-Industri pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan. Setelah

Pengacara Senior, Bang Buyung Meninggal Dunia

JAKARTA-Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un. Khabar duka menyelimuti dunia