Yoyok: Pebisnis Indonesia Harus Manfaatkan Potensi Ekonomi Ethiopia

Wednesday 8 Sep 2021, 8 : 22 am
by
Yoyok Pitoyo, Ketua Umum Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU)

JAKARTA- Indonesia terus menggali peluang untuk meningkatkan potensi perdagangan dengan Ethiopia.

Apalagi, potensi kerja sama ekonomi dengan Ethiopia sangat besar karena jumlah penduduk Ethiopia 112 juta jiwa, terbesar kedua di Afrika setelah Nigeria.

Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur mengatakan potensi bisnis dengan Ethiopia yang berpenduduk sekitar 112 juta jiwa itu patut dilirik oleh pebisnis Indonesia dan sebaliknya.

“Saya mendorong pengusaha Indonesia meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Ethiopia dan negara-negara lain di Afrika, karena benua Afrika yang terdiri dari 55 negara memiliki potensi pasar yang sangat besar dengan 1,3 miliar penduduk,” ujar Al Busyra Basnur dalam Webinar KOPITU pada 7 September 2021.

Selain Dubes Al Busyra, Webinar tersebut juga dihadiri oleh Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang mewakili Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Tim Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ismail Wahab, Ketua Umum KOPITU, Yoyok Pitoyo, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Anang Noegroho dan Rektor IPB, Arif Satria.

Seperti diketahui, Ethiopia  adalah negara yang dilanda dengan kekeringan dan bencana kelaparan.

Sejak bencana alam itu terjadi, justru sumber daya Ethiopia berkembang.

Tercatat, pertumbuhan ekonomi rata-rata menjadi lebih dari 10%, menjadi negara dengan tingkat perekonomian tertinggi di kawasan Afrika.

Bahkan, investasi berkembang luar biasa.

Termasuk investasi-investasi yang berasal dari Indonesia.

Meski ekonomi Ethiopia tumbuh tinggi, Yoyok Pitoyo melihat sector pendorong pertumbuhan ekonomi masih menghadapi kendala.

Misalnya, persoalan di sector pertanian diantaranya pupuk, pestisida, air dan pemasaran.

“Dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh keterbatasan sumberdaya, Ethiopia mampu mengandalkan komoditas kopi, minyak biji-bijian, bunga potong segar, dan sayur potongan kering sebagai unggulan ekspor,” ungkap Yoyok dalam webinar tersebut.

Sedangkan mitra ekspor utama diantaranya adalah Somalia, Belanda, Amerika, Saudi Arabia, UAE, dan Jerman.

“Sudah kita lihat bersama sejauh mana teknologi bisa membawa kita. Dalam hal ini saya sungguh ingin mengajak kepada segenap petani Indonesia, untuk bersama-sama dan segera untuk menggunakan teknologi-teknologi handal yang tersedia. Potensi kita lebih banyak dari Ethiopia, saya yakin kita bisa mencapai kemajuan yang lebih dari Ethiopia dengan teknologi yang tepat guna,” ungkap Yoyok.

Sementara itu, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Anang Noegroho mengatakan tantangan dalam hal ini juga tidak terlepas dari pendekatan-pendekatan infrastruktur yang krusial dalam sistem pertanian.

Seperti diketahui bersama bahwa irigasi pertanian saat ini membutuhkanpengembangan.

“Jika melihat Ethiopia, kita seharusnya bisa sadar bahwa kerjasama pemutakhiran teknologi tepat guna sangat diperlukan.Terlebih lagi dalam masa Pandemi saat ini, kemudian dengan climate change yang terus berjalan, ditambah lagi dengan adanya perkembangan Industri 4.0,”ungkapnya.

Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang mewakili Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Tim Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ismail Wahab menjelaskan untuk meningkatkan perkembangan pertanian dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, pihaknya sudah membuat dan memetakan Cara Bertindak sebagai panduan dasar.

“Untuk produksi beras sendiri kita nomor 2 di Asia Tenggara. Ini artinya kita memiliki daya saing yang tinggi dalam hal produktivitas pertanian,”ungkap Ismail.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ekspansi Kredit, Bank Woori Saudara Indonesia Gelar Right Issue Rp3,2 Triliun

JAKARTA – Manajemen PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk

Nikson: Saya Datang Untuk Mengabdi di Tapanuli Utara

Oleh: Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan Kurang lebih sepuluh bulan