Bendungan Kuningan Mampu Tampung Air 25,9 Juta Meter Kubik

Friday 25 May 2018, 11 : 21 pm
by
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

KUNINGAN-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Kuningan di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.
Bendungan Kuningan merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun Kementerian PUPR pada periode 2015-2019 untuk mendukung ketahanan pangan dan air sebagai Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Bendungan Kuningan memiliki volume tampung total sebesar 25,9 juta m3. Air dari bendungan ini akan melayani dua daerah irigasi di dua Kabupaten, yakni Daerah Irigasi (DI) Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektar dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektar.

“Bendungan ini kapasitas tampungnya 2 kali lebih besar dari Bendungan Raknamo di NTT yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Ditargetkan selesai akhir tahun 2018 ini. Manfaat lainnya adalah pengendalian banjir, sumber air baku sebesar 300 liter/detik dan energi listrik tenaga air sebesar 500 KWH,” ujar Menteri Basuki saat meninjau lokasi pembangunan Bendungan Kuningan, Jumat (25/5).

Ditambahkan Menteri Basuki, karena manfaat bendungan tersebut digunakan oleh dua provinsi, maka dalam pembangunannya juga melibatkan kerjasama antara Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dengan daerah hulu yaitu Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat dan daerah hilir Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pasien Sembuh COVID-19 Bertambah 235 Orang, Kasus Positif Naik 415, Meninggal 27

JAKARTA-Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah
Jasmerah merupakan pesan yang masih sangat relevan sampai saat ini. Karena para elit bangsa Indonesia cenderung meninggalkan sejarah. Melupakan sejarah.

Harga Komoditas Meroket: Berkah Oligarki, Nestapa Rakyat

Oleh: Anthony Budiawan Harga komoditas dunia naik sejak pertengahan 2020.