Masyarakat Kawanua Katolik Harus Ingat Semangat ‘Si Tou Timou Tumou Tou’

Monday 27 Aug 2018, 9 : 01 pm
by

JAKARTA-Masyarakat Kawanua hendaknya memegang semangat dan nilai luhur dalam mengembangkan semangat persatuan dan persaudaraan. Semangat dan nilai luhur yang dimaksud adalah, Si Tou Timou Tumou Tou yakni manusia hidup bertugas untuk menghidupkan sesamanya. Setiap manusia memiliki peran sebagai mahluk sosial dengan menjadikan dirinya berguna bagi orang lain.

Oleh karena itu, sebagai paguyuban masyarakat, Kawanua Katolik harus menjadi pelopor dalam mewujudkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Setiap anggota masyarakat Kawanua Katolik harus berperan aktif membangun dan membentuk mozaik Indonesia yang pluralis dan tolerans.

Demikian kesimpulan diskusi menyambut HUT Masyarakat Kawanua Katolik (MKK), di Jakarta, Minggu (26/8/2018).
Diskusi yang dipandu oleh Maxi Paat (Staf Khusus Komisi HAK KWI) menghadirkan Rektor IBM ASMI DR. Fredy Rumambi MM, Ketua MKK Stefi Rengkuan, Penasehat MKK Selo Soekirno.

Oleh Fredy Rumambi dikatakan bahwa tugas MKK adalah terlibat secara aktif mewujudkan Indonesia yang berBhinneka Tunggal Ika, ramah dan toleran. Karena tanpa tujuan ini, sebagai paguyuban masyarakat, MKK tidak memiliki jati dirinya. Alasannya adalah menghargai keanekaragama suku, agama dan budaya dalam wadah NKRI adalah cita-cita para pendiri bangsa dan negara ini.

Dalam konteks inilah, Selo Soekirno menyatakan kebanggaannya sebagai orang Jawa yang lahir dan dibesarkan di tanah Minahasa. Secara personal ia merasakan betapa kekerabatan dan nilai-nilai luhur nenek moyang Minahasa sungguh patut digali dan dikembangkan dalam kerangka memperkuat jatidiri dan persatuan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI. Hal yang seperti inilah hendaknya ditularkan di seluruh pelosok Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Termanja Impor, Peran BUMN Farmasi Dikritik Tak Mampu Produksi Vaksin Sendiri

JAKARTA – Kalangan DPR mendorong agar fungsi BUMN farmasi lebih memainkan

Andalkan Dana Perbankan, SMGR Belum Tertarik Revaluasi Aset

JAKARTA-Insentif pajak penghasilan (PPh) final korporasi dari 10 persen menjadi