Presiden SBY Undang Investor Bangun Indonesia

Thursday 22 May 2014, 8 : 21 pm
by
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono

MANILA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) optimistis dalam waktu tidak terlalu lama Asia, termasuk ASEAN akan mengalami pembangunan yang semakin merata dan seimbang.

Untuk mewujudkan hal itu,  sesuai dengan capaian yang telah dihasilkan di Indonesia, peran pendidikan, financial inclusion, dan entrepreneurship untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi secara berkeadilan dalam sepuluh tahun terakhir.

“Indonesia memiliki 4 (empat) track strategi ‘pro growth, pro job, pro poor, and pro environment’,” ujar SBY dalam pidato berjudul “Leveraging Growth With Equity” di hadapan forum World Economic Forum di Shangri-La Hotel, kawasan perdagangan Makati, Manila, Filipina, seperti dikutip dari laman setkab.go.id di Jakarta, Kamis (22/5)

Hadir dalam pembukaan World Economic Forum Summit itu antara lain Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Perdagangan M.Lutfi, Menteri Perdagangan M. Chatib Basri, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Mendikbud Mohammad Nuh.

Menurut SBY, di Asia saat ini sedang terjadi revolusi untuk keluar dari kemiskinan. Juga sedang terjadi ledakan kelas menengah, produktivitas dan kreativitas.

“Asia menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Presiden SBY.

Karena itu, SBY yakin ASEAN akan mengalami pembangunan yang semakin merata dan seimbang.

Bahkan, lanjut Presiden, Indonesia juga masuk dalam 10 (sepuluh) besar ekonomi dunia oleh Bank Dunia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP).

Presiden SBY mengajak para investor berinvestasi di Indonesia di bidang infrastruktur maupun sector riil.

Ia menyebutkan, saat ini Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) telah merealisasikan lebih dari Rp 838 triliun sejak dicanangkan pada 2011, dan ditargetkan ada tambahan investasi baru senilai lebih dari Rp 300 triliun antara 2015-2017 untuk sector ketenagaklistrikan, pelabuhan, rel kereta api, jalan tol, dan lain-lain.

Presiden mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi tidak selalu disertai pengurangan kemiskinan secara signifikan.

Oleh karena itu, di Indonesia kebijakan pro poor menjadi prioritas melalui program beras untuk masyarakat miskin (Raskin), bantuan operasional sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), PKH, dan program jarring pengaman social lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Demokrasi Musyawarah dan Mufakat Telah Ditinggalkan

JAKARTA-Mahasiswa diharapkan mampu memahami masalah sosial yang berkembang di masyarakat.

Kualitas SDM di Bidang Infrastruktur Harus Ditingkatkan

JAKARTA-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaharapkan agara kualitas Sumber