JAKARTA-Bank Indonesia (BI) dan pemerintah terus berusaha mendorong perekonomian Indonesia. Dari sisi pemerintah, diterbitkan paket kebijakan yang mencakup deregulasi di berbagai sektor, untuk memperlancar kinerja sektor riil. Sejalan dengan itu, BI pun terus melakukan usaha untuk menjaga stabilitas, dengan tetap memberi ruang pertumbuhan.
Demikian disampaikan Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara, dalam sambutannya pada seminar nasional kerjasama BI dan ISEI dengan tema “Prospek Perekonomian Indonesia: Seberapa Jauh Dampak Paket Kebijakan Ekonomi?” di Jakarta, Kamis, (6/10).
Seminar ini juga membahas mengenai perekonomian Indonesia ke depan yang masih menghadapi tantangan, antara lain akibat dampak ekonomi global yang masih lemah.
Menurut Mirza, dampak langsung pelambatan ekonomi global dapat dirasakan terutama pada sektor yang bergantung pada ekspor komoditas, yang pada akhirnya dapat berimbas pada sektor-sektor ekonomi lainnya. Untuk itulah sinergi kebijakan menjadi semakin penting. “Koordinasi kebijakan BI dan pemerintah harus selaras,” tuturnya.
Dia mengaku, berbagai usaha untuk mendorong pertumbuhan telah dilakukan pemerintah, antara lain dengan pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga telah mengambil langkah nyata dengan menerbitkan paket kebijakan ekonomi, jilid 1-13.
Paket kebijakan memiliki cakupan yang cukup luas, mulai pembenahan iklim investasi hingga pengaturan sektor properti. “Secara umum, paket-paket kebijakan tersebut bertujuan mendorong peningkatan aktivitas perekonomian,” pungkasnya.
Dihadiri oleh perwakilan pemerintah, akademisi, dunia usaha, serta anggota ISEI, seminar membahas mengenai outlook perekonomian Indonesia jangka menengah dikaitkan dengan dampak percepatan reformasi struktural, khususnya impelementasi paket-paket kebijakan Pemerintah.
Seminar diharapkan dapat memberikan pandangan dan rekomendasi sehingga program percepatan reformasi struktural dapat benar-benar berjalan efektif dalam mendorong pertumbuhan.
