2021, Laba Bersih BBNI Tumbuh 232,2% Jadi Rp10,89 Triliun

Wednesday 26 Jan 2022, 8 : 45 pm
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

JAKARTA- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sepanjang 2021 membukukan laba bersih mencapai Rp10,89 triliun atau bertumbuh sebesar 232,2 persen (year-on-year).

Menurut Direktur Utama BBNI, Royke Tumilaar di Jakarta, Rabu (26/1), pencapaian laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang bertumbuh 14,8 persen (y-o-y) menjadi Rp31,06 triliun.

Royke menyampaikan, pencapaian tersebut menjadi yang tertinggi dalam catatan kinerja keuangan BBNI atau lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi Covid-19.

Upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif membuat cost of credit membaik menjadi 3,3 persen.

Peningkatan pendapatan operasional bank dihasilkan dari pertumbuhan kredit sebesar 5,3 persen (y-o-y) menjadi Rp582,44 triliun, Net Interest Margin (NIM) di level 4,7 persen dan pendapatan berbasis komisi (FBI) pada akhir 2021 tercatat bertumbuh 12,8 persen (y-o-y).

“Kami menutup tahun 2021 dengan peningkatan laba bersih tiga kali lipat dari perolehan di 2020. Dan, kami yakin itu sudah berada di atas ekspektasi pasar. Kami pun sepenuhnya memahami bahwa ada ruang untuk peningkatan lebih baik lagi ke depan,” papar Royke.

Dia melanjutkan, pendorong utama kredit di 2021 adalah penyaluran di sektor Business Banking, terutama pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang bertumbuh 7,6 persen (y-o-y) menjadi Rp180,4 triliun, segmen Large Commercial berumbuh 10,4 persen (y-o-y) menjadi Rp40,9 triliun.

Bahkan, kata Royke, segmen kecil juga bertumbuh 12,9 persen (y-o-y) dengan nilai kredit Rp95,8 triliun.

Secara keseluruhan, kredit di sektor Business Banking ini bertumbuh 4,5 persen (y-o-y) menjadi Rp482,4 triliun.

Sementara itu, pada sektor Consumer, kredit terbesar yang bertumbuh adalah kredit payroll, yaitu naik 18,3 persen (y-o-y) menjadi Rp35,8 triliun, kredit kepemilikan rumah (KPR) bertumbuh 7,7 persen (y-o-y) menjadi Rp49,6 triliun.

Secara keseluruhan, kredit consumer bertumbuh 10,1 persen (y-o-y) menjadi Rp99 triliun.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BBNI, Novita Widya Anggraini memaparkan, FBI pada akhir 2021 bertumbuh 12,8 persen (y-o-y) menjadi Rp13,64 triliun.

FBI ini didukung oleh Fee Consumer dan Fee Business Banking yang masing-masing bertumbuh 6 persen dan 10,7 persen (y-o-y), sehingga menandai pemulihan yang kuat dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp729,17 triliun atau bertumbuh 15,5 persen (y-o-y), maka membawa BBNI pada situasi likuiditas yang sangat mencukupi dan jauh melampaui pertumbuhan kredit tahun lalu.

Novita menyampaikan, penghimpunan DPK tersebut menguat di Kuartal IV-2021, meskipun suku bunga simpanan terus menurun.

“Dana murah (CASA) BNI juga masih mendominasi DPK, yaitu terjaga pada level 69,4 persen dari seluruh DPK. CASA terdongkrak hingga 17,1 persen (y-o-y) menjadi Rp506,06 triliun. Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 2,6 persen pada akhir 2020 menjadi 1,6 persen di 2021,” papar Novita.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Caleg Selingkuh Kerja Politik Terdegradasi Menjadi Aktivitas Bisnis

JAKARTA-Sikap tegas Ketua Umum DPP PAN, Hatta Rajasa memecat kadernya

Presiden Tinjau Vaksinasi Gotong Royong Perdana

JAKARTA-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Kawasan Industri Jababeka, Cikarang,