JAKARTA- Nasib koalisi Merah Putih di parlemen yang digagas oleh partai pengusung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa benar-benar layu sebelum berkembang. Pasalnya, menjelang pengumuman perolehan suara Pilpres 2014, tiga partai pendukung koalisi permanen ini tengah berancang-ancang keluar dari kubu Prabowo- Hatta dan siap merapat ke dalam barisan Jokowi-JK. Namun nama ketiga partai tersebut hingga kini masih dirahasiakannya. Sebab mantan Wali Kota Surakarta ini tak mau bicara sesumbar sebelum ketiga partai tersebut matang. “Yang dalam proses ada tiga partai,” ungkap Joko Widodo seusai bertandang ke Kantor Harian Bisnis Indonesia, Jalan KH Mas Manyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/7).
Jokowi mengaku ketiga partai politik itu, sudah melakukan komunikasi intensif dengan tim pemenangannya. Namun sebelum dukungan dari ketiga partai itu jelas, Jokowi belum akan meladeni niat koalisi itu. “Rahasia, nanti kalau sudah matang ke kita. Kalau belum sampai ke saya pasti belum mateng. Kalau sudah matang pasti sampai ke saya,” beber dia.
Kendati demikian, Jokowi tak memungkiri penjajakan ketiga partai itu telah dimulai usai pilpres 9 Juli lalu. “Setelah tanggal 9 Juli, sudah ada pembicaraan dengan tim, tapi dengan saya belum,” tambahnya
Jokowi juga membuka pintu lebar-lebar kepada partai manapun asalkan rela bergabung tanpa iming-iming. “Engga apa-apa. Kita sampaikan terbuka dari dulu tapi dengan catatan tanpa syarat,” tandas Gubernur DKI Jakarta non aktif ini.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Dwipayana menilai koalisi tersebut cenderung mengejar tujuan jangka pendek. “Dengan basis tujuan jangka pendek seperti itu, maka kepermanenan dari koalisi itu diragukan. Walaupun ada upaya untuk mencari-cari platform yang sama pada Pancasila,” kata Ari.
Ari menambahkan, kesamaan platform ideologi dan kebijakan antarpartai di Kolaisi Merah Putih juga belum jelas. Manuver koalisi permanen dilakukan untuk memperoleh insentif elektoral, sementara di internal Partai Golkar juga tidak solid.
