87% Pelaku Bisnis Indonesia Optimistis Pendapatan Naik di 2022

Tuesday 28 Dec 2021, 5 : 17 pm
Grant Thornton

JAKARTA-Perusahaan jasa audit, Grant Thornton International menyebutkan bahwa sebesar 87 persen pelaku bisnis di Indonesia akan mengalami peningkatan pendapatan pada tahun depan.

Berdasarkan laporan tahunan Grant Thornton International Business Report (IBR) yang dipublikasi Selasa (28/12), proyeksi peningkatan pendapatan tersebut didasari oleh persepsi pelaku bisnis global —termasuk Indonesia— terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi selama 12 bulan ke depan.

Pada 2021, menurut catatan Grant Thornton, merupakan tahun yang cukup berat bagi Indonesia.

Pemerintah harus menangani kondisi pandemi Covid-19, namun secara bersamaan harus tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.

“Penyelesaian pandemi Covid-19 merupakan kunci dalam pemulihan ekonomi nasional”.

Bank Indonesia (BI) juga menunjukan sikap optimistis dengan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan berkisar 4,7 persen sampai 5,5 persen atau lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun ini yang sekitar 3,4 persen hingga 4 persen.

Memasuki 2022, berdasarkan laporan Grant Thornton, para pelaku bisnis Indonesia memandang optimistis 12 bulan ke depan.

“Sebesar 87 persen pelaku bisnis Indonesia optimistis bahwa pendapatan akan meningkat selama 12 bulan ke depan. Angka ini sangat menggembirakan, karena menempatkan pelaku bisnis di peringkat pertama secara global, diikuti Vietnam (82 persen) dan India (80 persen)”.

Laporan terbaru IBR Grant Thornton juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan untuk ekspektasi pelaku bisnis terkait sektor ekspor (72 persen) dan laba bisnis mereka akan meningkat pada 2022.

Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-3 dan ke-2 secara global.

Pada Laporan IBR tahun ini, terlihat pula pandangan pelaku bisnis Indonesia terhadap aplikasi PeduliLindungi.

Hasil survei menyebutkan, sebesar 37 persen dari pelaku bisnis berpendapat bahwa aplikasi PeduliLindungi memberikan dampak besar terhadap perkembangan bisnis.

Pelaku bisnis berpendapat bahwa aplikasi PeduliLindungi cukup efisien dalam memberikan informasi, navigasi lokasi dan status pekerja terkait Covid-19, sehingga memberikan kontribusi terhadap produktivitas perusahaan.

Namun dari segi penggunaan, pembatasan jumlah konsumen sedikit banyak berdampak pada jumlah pengunjung tempat usaha.

Dari segi keamanan data, terdapat kekhawatiran pelaku bisnis terhadap keamanan data perusahaan maupun data karyawan, yang bisa diakses secara ilegal dan disebarkan.

Menurut CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, meski kondisi saat ini belum pulih sepenuhnya, namun optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di 2022 dapat dilihat dari daya beli masyarakat dan geliat perekonomian yang semakin membaik sejak kuartal ketiga tahun ini.

“Keseimbangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kesehatan masyarakat amat diperlukan. Dalam waktu dekat kita perlu waspada akan adanya varian baru dan juga risiko lonjakan kasus saat libur Natal dan Tahun Baru yang dapat berpengaruh negatif pada situasi pemulihan ekonomi,” papar Johanna.

Pada tahun depan, lanjut dia, pemerintah bisa mempertimbangkan kebijakan fiskal untuk meningkatkan daya beli masyarakat, seperti insentif ekonomi bagi dunia usaha.

“Selain tentunya tetap diperlukan sinergi yang tinggi antara pemerintah dan masyarakat dalam hal pengendalian pandemi yang berdampak pada pemulihan ekonomi,” ucap Johanna.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

IHSG Bakal Terkoreksi di Awal Pekan, Mainkan, UNVR, UNTR, ESSA dan CPIN

JAKARTA-Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini

Paguyuban Social Project Bali Adakan Donor Darah Vol 9, Kumpulkan 209 Kantong Darah

DENPASAR-Paguyuban Social Project Bali mengadakan aksi heroik kemanusiaan berupa agenda