Kenaikan Harga Properti Residensial di Pasar Primer Melambat

Tuesday 11 Nov 2014, 4 : 45 pm
by

JAKARTA-Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) Triwulan III-2014 mengindikasikan adanya perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer. Hal ini tercermin  dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III-2014 yang tumbuh sebesar 1,46% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,69% (qtq).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segaramenjelaskan perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, khususnya rumah tipe kecil. “Untuk triwulan IV-2014, hasil survei memperkirakan harga properti residensial akan tumbuh 0,63% (qtq), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2014,” jelasnya di Jakarta, Selasa (11/11).

Sejalan dengan perkembangan harganya, ujarnya volume penjualan properti residensial juga melambat.  Hasil survei menunjukkan bahwa volume penjualan properti residensial pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 33,69%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 36,65% (qtq). “Perkembangan sektor properti residensial tersebut sejalan dengan proses penyesuaian perekonomian yang masih berlangsung  secara terkendali ke arah yang lebih seimbang dan berkesinambungan,” imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang. Sebagian besar pengembang (63,73%) menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya. Sementara itu,  sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh pembiayaan perbankan. “Sebanyak 76,07% responden masih memanfaatkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam pembelian properti residensial, khususnya pada rumah tipe kecil,” pungkasnya

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pelaku IKM Mulai Banyak Masuki Pasar Online

JAKARTA-Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri dinilai
Pada rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I-2021 senilai maksimal Rp3 triliun, surat utang ini akan terbagi menjadi tiga seri, yakni Seri A bertenor 370 Hari Kalender, Seri B bertenor tiga tahun dan Seri C bertenor lima tahun.

Indah Kiat Pulp & Paper Lunasi Obligasi Senilai Rp2,46 Triliun

JAKARTA-Manajemen PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mengumumkan,