JAKARTA-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pencatatan Efek baru di 2022 sebanyak 68 Efek, sedangkan realisasi pencatatan Efek baru pada tahun ini diyakini bisa mencapai 115 persen dari total target yang sebanyak 66 Efek.
“Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF, Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA),” kata Direktur BEI, I Gede Nyoman Yetna usai RUPS-LB BEI di Jakarta, Rabu (27/10).
Nyoman menyebutkan, saat ini realisasi jumlah Perusahaan Tercatat untuk instrumen saham sudah ada 39 emiten baru, selanjutnya ada empat pencatatan obligasi baru dan ada dua instrumen ETF dan satu EBA-SP.
“Pencapaian untuk periode saat ini relatif masih cukup baik,” ucap Nyoman.
Dia menyebutkan, BEI mencatat bahwa sejauh ini di pipeline masih ada 27 calon Perusahaan Tercatat untuk instrumen saham, ada dua untuk obligasi baru dan satu ETF.
“Sehingga, dalam hal nanti tercatat di 2021, maka pencapaian kami bisa sampai 115 persen dari target yang sudah kami rencanakan,” tuturnya.
Namun demikian, lanjut Nyoman, BEI belum bisa memastikan sebanyak 27 calon emiten untuk instrumen saham tersebut akan mencatatkan saham di BEI pada tahun ini.
“Ini tentunya dipengaruhi oleh proses yang dilakukan. Tetapi, dari rencana mereka (27 calon emiten) akan dicatatkan di 2021,” ujar Nyoman.