BI Sarankan Perusahaan Segera Lakukan Hedging

Monday 28 Mar 2016, 4 : 06 pm

JAKARTA-Bank Indonesia mengungkapkan nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan. Berdasarkan data sejak 4 Maret 2016, rupiah menguat sampai dengan 5,26% (year to date/ytd). Penguatan ini seiring dengan derasnya aliran modal masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham. “Nilai tukar kita relatif membaik, dengan terapresiasi sebesar 5,26% secara ytd,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar di Jakarta, Jakarta, Senin (28/3/2016).

Hendar tak membantah penguatan rupiah yang terlalu cepat bakal menimbulkan resiko. Tentu saja resiko itu bakal ditanggung perusahaan yang memiliki utang luar negeri yang sangat besar. “Kita berharap perusahaan tersebut mau melakukan lindung nilai terhadap mata uang atau hedging, agar tidak menjadi kerugian di kemudian hari,” terangnya.

Bukan hanya swasta, Hendar juga menyarankan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Di tengah sentimen positif yang terus berlangsung di pasar keuangan, tentunya kita tidak boleh terlena,” ucapnya seraya mengingatkan ketika periode 2013, saat tiba-tiba rupiah melemah signifikan.

Akibat pelemahan itu, sambung Hendar, membuat banyak perusahaan yang mengalami kerugian akibat selisih kurs. PT PLN persero rugi Rp 29,56 triliun, Krakatau Steel Rp 777 miliar. Kemudian Garuda Indonesia dengan keuntungan turun menjadi Rp 6,84 miliar dari Rp 1,4 triliun pada 2012. “Masih banyak tantangan besar yang perlu dicarikan solusi bersama-sama agar lindung nilai dapat berjalan dengan baik,” paparnya.

Meski volume transaksi di pasar derivatif mulai meningkat, lanjutnya, jumlah likuiditas valas domestik masih harus kita tingkatkan agar lebih liquid dan menghasilkan harga yang efisien. **aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemendag Hibahkan 119 Unit Pasar

JAKARTA- Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (DPN) menyerahkan

Bank Ekonomi Genjot Kucuran Kredit UMKM

JAKARTA- PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk terus berupaya menggenjot pembiayaan