CAR Perbankan Tercatat Sebesar 24,26%

Sunday 30 May 2021, 8 : 12 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat permodalan lembaga jasa keuangan juga masih pada level yang memadai.

Hal ini tercermin dari posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan tercatat sebesar 24,26 persen, jauh di atas threshold.

“Rasio kecukupan modal perbankan kita masih kuat,” ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo dalam siaran pers yang diterima, Minggu (30/5/2021).

Demikian juga Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing tercatat sebesar 639 persen dan 344 persen.

Angka ini jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen.

Begitupun gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,02 persen, jauh di bawah batas maksimum 10 persen.

Namun demikian jelasnya, beberapa downside risks masih perlu diwaspadai seperti kenaikan laju infeksi harian akibat varian baru virus dan ketersediaan vaksin di negara berkembang serta tren kenaikan inflasi global yang bersumber dari kelangkaan bahan baku dan logistik (cost-push inflation).

“Potensi kenaikan kasus COVID-19 paska libur panjang Hari Raya Idul Fitri juga tetap perlu diwaspadai,” imbuhnya.

Menurutnya, pasar keuangan domestik dilaporkan tetap stabil meskipun IHSG pada 21 Mei 2021 tercatat ke level 5,773 atau melemah 3,7 persen mtd.

Hal ini juga sejalan dengan perkembangan pasar saham negara berkembang lainnya.

Sementara, pasar SBN terpantau menguat dengan rerata yield SBN turun 40 bps di seluruh tenor.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) kembali mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 10,94 persen yoy.

Sektor asuransi mencatatkan penghimpunan premi pada April 2021 sebesar Rp22,4 triliun (Asuransi Jiwa: Rp14,2 triliun; Asuransi Umum dan Reasuransi: Rp8,2 triliun).

Fintech P2P lending pada April 2021 mencatatkan pertumbuhan baki debet pembiayaan cukup signifikan sebesar 49,9 persen yoy menjadi Rp20,61 triliun.

Piutang perusahaan pembiayaan pada April 2021 masih terkontraksi sebesar -16,29 persen yoy.

Profil risiko lembaga jasa keuangan pada April 2021 masih relatif terjaga dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 3,22 persen (NPL net: 1,06 persen) dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan April 2021 turun menjadi 3,9 persen (Maret 2021: 3,7 persen).

Rasio nilai tukar perbankan dapat dijaga pada level yang rendah terkonfirmasi dari rasio Posisi Devisa Neto April 2021 sebesar 1,38 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20 persen.

Sementara itu, likuiditas industri perbankan berada pada level yang memadai.

Rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK per 10 Mei 2021 terpantau masing-masing pada level 149,92 persen dan 32,46 persen, di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

energi baru

Potensi EBT Yang Melimpah di Indoneia Menarik Investor

JAKARTA-Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tengah digalakkan oleh Pemerintah

Kucuran Kredit Mandiri Untuk Proyek Tol Rp 10,94 T

JAKARTA-Bank Mandiri menegaskan mengucurkan kredit pembangunan jalan tol sekitar Rp