Caritas Indonesia Segera Jalankan Pemulihan Bagi Warga Korban Banjir

Saturday 24 Apr 2021, 10 : 43 am
by
Ilustrasi

JAKARTA-Masa tanggap darurat yang akan berakhir pada tanggal 5 Mei 2021 menjadi titik awal bagi Caritas Indonesia dan jaringannya untuk memulai masa transisi.

Masa transisi ini digunakan untuk menentukan titik dan jenis intervensi yang akan dilakukan pada fase pemulihan.

“Di wilayah pelayanan Caritas Keuskupan Larantuka akan dilakukan intervensi Multi-Purpose Cash Assistance (MPCA), Pendidikan alternatif, dan Psikososial,”ujar Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, Fredy Rante Taruk, Pr., Jumat (23/4/2021).

Jenis intervensi tersebut, menurut Fredy akan melengkapi program kebersihan dan promosi kesehatan dalam mitigasi penyebaran Covid-19.

MPCA merupakan pembagian dana tunai kepada para penyintas.

Dana ini diharapkan dapat digunakan untuk pembelian peralatan kebersihan rumah tangga, alat rekonstruksi rumah, dan kebutuhan dasar.

Intervensi ini, menurut Fredy mengadaptasi dari respon yang sudah pernah dilakukan oleh Caritas Indonesia di Palu saat kejadian gempa likuifaksi dan tsunami 2018 lalu.

Besaran dana yang dikucurkan akan mengikuti skema yang dianjurkan oleh Pemerintah, berkisar antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 per KK.

“Wilayah pelayanan Caritas Keuskupan Weetebula masih belum tersentuh dari rencana lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam Pokja Bantu untuk mengintervensi melalui MPCA,” jelas Leo Depa Dey, Koordinator ER/DRR Caritas Indonesia.

Rehabilitasi

Hasil kajian dan intervensi yang dilakukan selama masa tanggap darurat hingga transisi, akan berperan penting dalam fase pemulihan.

Fase ini akan digunakan oleh Caritas Indonesia bersama lembaga donor, donatur, dan pihak lainnya untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi mulai 6 Juni 2021 – 5 Mei 2022.

Rehabilitasi kehidupan pascabencana penting dilakukan dengan menguatkan kembali kapasitas warga.

Kualitas hidup yang berkelanjutan menjadi dasar dari penentuan jenis intervensi yang biasa disebut livelihood program. Ini akan menjadi titik awal kebangkitan untuk hidup seperti sedia kala.

Pembagian bibit tanaman pertanian, perikanan, dan perkebunan adalah fokus utama.

Program Ketahanan Pangan yang sudah dilakukan dalam masa pandemi Covid-19 bersama Jaringan Nasional Caritas akan diadaptasi sesuai dengan kalender musim pertanian di NTT.

Penunjang kehidupan yang berkelanjutan ini diberikan juga melalui rekonstruksi rumah tinggal warga yang terkena banjir bandang dan tanah longsor.

Ini juga mengadaptasi serangkaian respon kemanusiaan yang pernah dilakukan oleh Caritas Indonesia. Project Shelter di Palu, Sulawesi Tengah, dan Mamuju, Sulawesi Barat, menjadi project percontohan bagi intervensi ini di NTT.

Pulau Adonara dan Pulau Lembata menjadi wilayah yang akan mendapatkan perhatian serius mengenai pembangunan rumah tinggal.

“Tingkat kerusakan yang parah dan lokasi yang terpisah dari pulau utama menjadi dasar kami melakukan intervensi di sana,”ujar Fredy.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jangan Terburu-buru Deklarasi Menang Pilpres 2024, Hasil Quick Count Tidak Melihat Data di Balik Kertas

JAKARTA-Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas (Unand) Padang, Feri Amsari
penjualan lahan industri masih menjadi tulang punggung pencapaian marketing sales hingga akhir Kuartal III-2021.

Raihan Marketing Sales DMAS di 2021 Cuma 88% dari Target Rp2 Triliun

JAKARTA-PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) pada 2021 gagal mencapai target