Jangan Terburu-buru Deklarasi Menang Pilpres 2024, Hasil Quick Count Tidak Melihat Data di Balik Kertas

Monday 19 Feb 2024, 7 : 27 pm
KOTAK SUARA

JAKARTA-Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas (Unand) Padang, Feri Amsari mengatakan bahwa hingga hari ini belum ada pasangan calon (paslon) yang memenangkan Pilpres 2024.

Ia mengimbau, jangan terburu-buru mendeklarasikan kemenangan berdasarkan hitung cepat atau quick count (QC) karena hanya melihat data di atas kertas, tidak melihat kebenaran di balik kertas.

Menurut aktivis hukum ini, jika melihat kecurangan pemilu yang terstruktur sistematis dan masif (TSM), maka paslon nomor 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka belum menang, meski sudah deklarasi kemenangan pada Rabu (14/2/2024).

“Secara hukum, quick count tidak bisa dipergunakan dan dipercaya, masalahnya di balik bisnis QC ada keinginan menyukseskan paslon tertentu,” kata Feri Amsari saat diwawancara mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  Abraham Samad pada podcast “Speak Up” yang dikutip pada Senin (19/2/2024).

Memang, ujarnya, tidak sedikit pollster yang baik dan jujur tapi lebih banyak yang dipertanyakan.

Di Indonesia, pollster yang bermasalah masih menjadi acuan media massa.

Oleh karena QC hanya memotret data di atas kertas, maka lembaga survei tidak bicara perimbangan informasi.

“Di beberapa negara maju yang demokrasinya sangat sehat QC diumumkan oleh berbagai media. Sulitnya di Indonesia, rakyat dengan mudah menerima, percaya angka, berita media tanpa filterisasi, mestinya ada tanggung jawab penyelenggara QC,” ujar Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas itu.

Lebih lanjut, dikatakan persoalannya adalah KPU punya banyak masalah, sehingga jika lembaga QC mengumumkan data dari tempat pemungutan suara (TPS) yang dalam proses pemilu rusak, maka data rusak yang diumumkan itu jadi seolah-olah benar.

“Misalnya, ada kecurangan pengerahan massa dan politik uang, kemudian diumumkan hasil di atas kertas, seolah-olah mereka mengabaikan nilai moral, yang penting angka keluar. Kalau ada kecurangan temukan sendiri. Bagi saya harus ada tanggung jawab etika dalam politik, jangan orang-orang yang pintar itu ikut merusak sistem yang ada,” tegas Feri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Gunakan C6-KWK II Milik Orang Lain, Suparman Pendukung Anies-Sandi Terancam Denda Rp 72 Juta

JAKARTA-Pengawas Pemilihan Lapangan Kelurahan Tugu Selatan menemukan dugaan pelanggaran tindak pidana

Akses Keluar Masuk Sungai Sulit, Nelayan Wadul Ganjar

KENDAL-Calon presiden (Capres)  nomor urut 3 Ganjar Pranowo berjanji akan