Karena faktanya, pada saat kliennya memiliki kontrak eksklusif dengan Dony Sugiarto Lauwani berdasarkan akta notaris No 80 tertanggal 29 Januari 2011, Eunike Lenny Silas tanpa sepengetahuan klienya bekerjasama dengan Donny Sugiarto Lauwani.
Padahal, Eunike Lenny Silas dan Usman Wibisono pada 25 Januari 2011 dan 30 Maret 2011 bahwa hak menambang dan menjual dari 5 tambang yang dikuasai Donny Sugiarto saat itu memiliki kontrak eksklusif dengan PT Sentosa Laju Energi yang mana didalam Akta Notaris No 80 tertanggal 29 Januari 2011 tersebut telah dinyatakan bahwa hasil produksi batubara dari 5 tambang tersebut tidak diperkenankan untuk dijual kepada pihak lain.
“Dengan kata lain, meskipun Eunike Lenny Silas dan Usman Wibisono sudah mengetahui adanya perjanjian eksklusif antara klien kami dengan Donny Sugiarto, namun Eunike Lenny Silas dan Usman Wibisono tetap melakukan kerjasama dengan Dony Sugiarto Lauwani. Ini artinya, permasalahan tersebut tidak ada kaitannya dengan klien kami, justru klien kami yang dirugikan,” terangnya.
Tomi kembali menegaskan tuduhan kliennya sebagai penipu merugikan nama baik serta martabat kliennya karena tuduhan itu sama sekali tidak benar.
Justru yang terjadi sebenaranya berdasarkan data klienya, Eunike Lenny Silas masih memiliki utang pembayaran batubara kepada PT Sentosa Laju Energi sebagaimana pengakuan Eunike Lenny Silas dan Usman Wibisoo dihadapan Notaris Nur Avil tanggal 4 Juli 2014.
Demikian juga dengan bisnis mebel, hingga hari ini, klienya masih berusaha menagih tunggakan hutang project interior kepada Eunike Lenny Silas.
“Eunike Lenny Sila melakukan pemesanan barang kepada perusahaan interior milik klien kami yang hingga kini masih menyisakan tunggakan huran lama yang belum dibayar,” terangnya.
Akibatnya, orderan baru yang siap dikirim akhirnya di pending oleh kliennya sambal menunggu Eunike Lenny Silas melunasi sisa hutan project lama dan tagihan hutan project baru sebelum pengiriman barang dilakukan.
“Klien kami sangat menyayangkan tindakan Eunike Lenny Sila yang tidak membayar utang interior tersebut, namun malah mengkompensasi hutangnya tersebut dengan utang kerjasama alat berat,” tuturnya.
