Doni Monardo Test Food Olahan Sagu

Saturday 19 Dec 2020, 1 : 04 pm
by

Ia bahkan melempar tagline, “Tidak makan nasi, hebat!” “Orang cerdas makan sagu!”

Suatu hari Doni berkisah dengan sangat fasih ihwal tradisi nenek moyang kita yang sejatinya tidak mengenal beras.

Para leluhur kita memenuhi kebutuhan karbohidratnya dengan ubi jalar, jagung, kentang, talas, sukun, singkong, dan… sagu!

Dengan makanan itu, bangsa kita sudah terkenal unggul sejak dulu, sejak zaman kerajaan-kerajaan. Epik legendaris tentang Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, adalah sejarah nyata betapa unggul SDM kita.

Dalam banyak prasasti dan data kuno, beras adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di pulau Jawa. Sekali lagi: Jawa, bukan Indonesia Timur serta sebagian Sumatera. Lantas, mengapa padi/beras kemudian dipaksakan untuk dikonsumsi di daerah timur Indonesia?

Kemungkinanya ada beberapa faktor. Pertama, pemerintah masa lalu perlu memastikan swasembada pangan tercapai, dan padi merupakan varietas yang dapat diukur. Kedua, perlu dibangun dam/bendungan dan sistem pengairan yang berbasiskan proyek.

Dunia global kerap mengukur taraf sebuah bangsa dengan ketersediaan pangan standar. Dan pemerintah masa lalu memakai beras sebagai alat ukur pangan satu-satunya. Padahal, ada sagu yang merupakan pangan lokal dan sudah sejak dahulu kala menjadi sumber karbohidrat penduduk di wilayah timur Indonesia. Kondisi alam dan masyarakatnya membuat sagu dapat tumbuh mengikuti struktur alam yang ada di wilayah tersebut.

Karena itu pula Doni Monardo sangat getol menaikkan pamor pangan lokal tadi, tidak saja ke pentas nasional, tetapi juga orientasi ekspor. Halim adalah salah satu pengusaha yang berani mempertaruhkan semua risikonya di sektor sagu, dan jenis tanaman (emas hijau) lain.

Doni bahkan ingin agar pangan lokal harus menjadi sebuah gerakan, yang diikuti sosialisasi dan mendidik masyarakat melestarikan pangan lokal dengan kearifan lokal. Upaya itu akan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, di sisi lain akan mengurangi keterantungan impor beras. Siapa yang tidak setuju dengan pengurangan impor beras yang nyata-nyata melahirkan mafia/kartel/tengkulak pangan?

Penanaman sagu, secara langsung juga melestarikan alam dan menjaga kelangsungan bumi dengan diversifikasi alami. Manfaat lain, karakter pohon sagu, menjamin ketersediaan air tanah untuk jangka panjang, hingga akhirnya tercipta siklus alam yang sehat bagi generasi akan datang.

Stok Terjamin

Menurut Halim, semua produksi sagu olahan dipusatkan di pabriknya yang ada di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Sedangkan bahan pokoknya didatangkan dari Papua. Halim bahkan sudah berkoordinasi dengan Bulog dan Perhutani. Bulog untuk urusan stok, sedangkan Perhutani terkait pemanfaatan lahan bagi pengembangan tanaman sagu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Laba Bank Central Asia Tumbuh 19,4% jadi Rp48,6 Triliun pada 2023

JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas
IHSG, bursa saham, sekuritas

IHSG Diprediksi Berbalik Melemah, Mainkan Saham Pilihan Analis

JAKARTA-Pada perdagangan di akhir pekan ini, laju Indeks Harga Saham