Ekspor Pertanian Luar Biasa, Ditjen TP: Kembangkan Keunggulan Pangan Lokal

Friday 29 Oct 2021, 9 : 12 pm
by
Berkaca pada pencapaian tahun lalu, tercatat nilai ekspor belasan jenis makanan olahan mencapai 95,64 persen dari total nilai ekspor makanan pada 2020.
Dirjen Tanaman Pangan Suwandi pada Webinar KOPITU dan Propaktani, Jumat (29/10).

JAKARTA-Ekspor produk pertanian dalam bentuk raw material maupun processed material mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Berkaca pada pencapaian tahun lalu, tercatat nilai ekspor belasan jenis makanan olahan mencapai 95,64 persen dari total nilai ekspor makanan pada 2020.

Adapun 15 negara tujuan ekspor produk makanan olahan RI, adalah Amerika Serikat, Filipina, Malaysia, China, Singapura, Jepang, Thailand, Arab Saudi, Australia, Vietnam, Belanda, Taiwan, Korea Selatan, Nigeria, dan Burma.

Hingga beberapa waktu lalu pada program Merdeka Ekspor Pertanian, total nilai ekspor produk pertanian Indonesia mencapai lebih dari Rp 7 Triliun yang dikirim ke 11 negara.

Hal ini menunjukkan kekuatan pertanian Indonesia sangat besar.

Optimisme ini disampaikan oleh Dirjen Tanaman Pangan Suwandi pada Webinar KOPITU dan Propaktani, Jumat  (29/10).

Webinar itu turut dihadiri oleh Konsul Jenderal RI di Sydney Verdi Kurnia Buana, Ketua Umum KOPITU Yoyok Pitoyo, Managing Director STAR Investment NZ Ltd sekaligus Mitra KOPITU di New Zealand, Syarief Thalib dan CEO Indonesia In Your Hand, Amiranto Adi Wibowo.

“Sebetulnya banyak sekali potensi pangan lokal yang entah sudah kita ketahui atau belum, yang justru menjadi nilai tambah produk olahan pangan kita di pasar ekspor. Inilah yang perlu kita angkat untuk meningkatkan ekspor kita, terutama untuk komoditi GRATIEKS,” ungkap Suwandi.

Ketum KOPITU Yoyok Pitoyo menambahkan peningkatan ekspor tidak hanya perlu dari segi kuantitas saja, tetapi juga dari sisi kualitas yang secara signifikan.

“Seperti kata pak Dirjen tadi, kami KOPITU juga berusaha turut serta melakukan peningkatan ekspor terutama akselerasi,” ungkap Yoyok.

Menurutnya, akselerasi ekspor penting untuk menjaga kestabilan supply chain sehingga tidak terjadi perubahan pasar yang bisa menjadi bencana besar dalam supply chain.

“Terutama dengan adanya dua persetujuan bilateral dengan Australia dan New Zealand, sebenarnya sudah mendorong para pengusaha untuk meningkatkan ekspor,” tambahnya.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Sydney Verdi Kurnia Buana mengaku akan terus berusaha membuka pasar pangan olahan untuk para pelaku usaha kita di Indonesia.

“Sebetulnya betul yang disampaikan Pak Yoyok tadi, informasi pasar sebenarnya banyak. Kita pun lakukan kerjasama tidak hanya dengan pemerintah setempat, tapi juga dengan pihak-pihak swasta dan perusahaan-perusahaan di sini,” ungkap Konjen Verdi.

Ditempat yang sama, Managing Director STAR Investment NZ Ltd sekaligus Mitra KOPITU di New Zealand, Syarief Thalib menjelaskan sebenarnya tidak begitu sulit jika produk Indonesia sudah memenuhi syarat menurut BPOM dan Halal.

Produk buatan Indonesia banyak yang bagus di sini. Apabila para pelaku usaha berniat memasarkan, pilihlah brand yang menarik.

“Di samping itu adalah dari segi kemasan dan deskripsi produk, agar tidak bertele-tele namun tetap informatif dan menarik. Kalau sudah eye catching, akan mudah menindaklanjuti,” ungkap Syarief Thalib

“Saya berhubungan dengan Pak Yoyok ini udah hampir setahun, dan dari situ kami mengetahui kalo Kurasi itu sangat penting. Ini juga yang saya selalu sampaikan ke mitra-mitra kami,” tambahnya.

Sedangkan CEO Indonesia In Your Hand, Amiranto Adi Wibowo menjelaskan untuk produk pertanian sendiri sebetulnya pasar yang ramai adalah pasar produk organik.

“Saya rasa indeks atau indikasi geografis pertanian perlu juga ditingkatkan. Itu menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan di luar negeri. Mungkin itu yang perlu kita tambahkan di pertanian Indonesia,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Perputaran Uang Judi Slot Capai Rp 27 Triliun per Tahun

JAKARTA-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)

Firmanzah: Tak Perlu Khawatir Hadapi Gejolak Harga Pangan

JAKARTA-Memasuki bulan Ramadhan 1435H, fenomena tahunan meningkatkan permintaan akan komoditas