Faisal menjelaskan, jika paslon 01 menang, memang ada kampiun hukum untuk memberantas korupsi seperti mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Saut Situmorang.
Namun, untuk melakukan perubahan seperti yang dikampanyekan akan sulit dilakukan secara radikal.
Pasalnya, dana APBN yang bisa diotak-atik presiden hanya sebesar 5%.
Jadi, kalaupun ada perubahan hanya bersifat marjinal.
Masyarakat Melawan
Dalam kesempatan tersebut, Faisal memprediksi, bahwa Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran berdasarkan sejumlah survei yang ada.
Pilpres satu putaran, menurutnya, bisa saja terjadi tapi dengan kecurangan yang masif.
Selanjutnya, jika paslon nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masuk ke putaran kedua, maka paslon ini akan kesulitan menang, karena perolehan suara sudah mentok.
Dia memperkirakan tim paslon 2 akan melakukan segala upaya untuk menang termasuk memobilisasi seluruh sumber daya yang ada.
Namun, ujarnya, tindakan semacam ini akan membuat kemarahan berubah menjadi keberanian untuk melawan tindakan paslon nomor 2.
Akibatnya masyarakat sipil, para guru besar dari berbagai kampus berani melawan.
Saat ini, masyarakat sipil tengah memantau jalannya pemilu seperti lembaga Kawal Pemilu.