Gimmick Makan Siang dan Cawe-Cawe Jokowi

Selasa 31 Okt 2023, 7 : 01 pm
by
Achmad Nur Hidayat, MPP

Namun, apabila kita mencermati lebih dalam dinamika politik yang sedang berlangsung, ada beberapa hal yang perlu kita pertanyakan. Salah satunya adalah mengenai pertemuan makan siang yang dianggap banyak pihak sebagai ‘Gimmick’. Mengapa demikian?

Tidak bisa dipungkiri, pertemuan seperti ini tentunya memiliki dampak positif bagi citra presiden. Beberapa pihak bahkan menanggapi positif dan mengapresiasi pertemuan tersebut.

Namun, ketika kita melihat lebih jauh ke belakang, ada beberapa kejadian yang mungkin bisa menjadi pertimbangan.

Satu hal yang cukup menarik adalah kenyataan bahwa dalam pertemuan tersebut, Prabowo menegaskan bahwa tidak ada pembahasan tentang Gibran Rakabuming Raka.

Namun, mengingat bahwa hanya seminggu yang lalu Presiden Jokowi disebut-sebut ikut serta dalam proses penentuan calon presiden-cawapres dengan memasukkan nama Gibran, pertanyaannya adalah: apa sebenarnya yang sedang terjadi

Ditambah lagi dengan adanya pemberitaan mengenai Wakil Menteri Desa, Paiman Raharjo yang terlihat memimpin rapat yang membahas dukungan kepada calon wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka, dalam pemilu 2024.

Dalam sebuah video yang menjadi perhatian, Paiman dan para tamu di rapat tersebut sepakat untuk membantu Gibran memenangkan pemilu dan berencana melaporkan hasil rapat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Sekretariat Negara Pratikno.

Meskipun Paiman mengklaim bahwa rapat tersebut adalah pertemuan rutin relawan Sedulur Jokowi, upaya yang terlihat untuk mengorganisir dukungan bagi Gibran menimbulkan pertanyaan tentang netralitas pejabat pemerintah dan campur tangan dalam proses politik.

Hal ini memunculkan kebingungan terkait peran Paiman sebagai tim pengarah dalam rapat tersebut dan menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruhnya sebagai pejabat negara.

Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar. Apakah gimmick netralitas presiden ini sejatinya hanya tipuan belaka? Apalagi jika kita melihat kenyataan bahwa seluruh penjabat kepala daerah yang ada saat ini dipilih oleh Menteri Dalam Negeri atas dasar loyalitas mereka kepada presiden.

Jadi, apa maksud gimmick ini sebenarnya? Apakah presiden ingin menutup jejak peran aktifnya dalam menentukan calon-calon yang akan bertarung di pemilu mendatang, termasuk peran aktifnya di Mahkamah Konstitusi yang saat ini sedang dalam proses persidangan?

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

OJK Gelar 5 Kegiatan Dukung Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia

JAKARTA- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar sejumlah kegiatan di Bali

Puan Maharani: 70% ‘Healthcare’ Pada Penanganan Covid-19 adalah Perempuan

JAKARTA-Ketua DPR RI, Puan Maharani membahas soal peran perempuan dalam