IATA Kembali Temukan Cadangan Batubara Sebanyak 37 Juta Metrik Ton

Tuesday 31 May 2022, 12 : 09 am
by
Executive Chairman MNC Grup Hary Tanoe

JAKARTA-PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) melalui salah satu Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang belum lama ini diakuisisi, PT PT Arthaco Prima Energy (APE) kembali menemukan tambahan cadangan batubara sebanyak 37 juta metrik ton (MT).

Menurut Head of Investor Relations IATA, Natassha Yunita dalam siaran pers perseroan yang dipublikasi di Jakarta, Senin (30/5), temuan cadangan batubara sebanyak 37 juta MT tersebut memiliki GAR 2.500-3.250 kg/kcal pada program pengeboran APE Tahap I dan Tahap II di atas lahan seluas 660 hektar dari total area yang dapat dieksplorasi seluas 15.000 hektar.

Sebelumnya, APE juga menemukan cadangan batubara sebanyak 20,58 juta MT, dengan GAR 3.250 kg/kcal pada pengeboran Tahap I di lahan seluas 380 hektar dari total area cadangan seluas 2.059 hektar.

Lebih lanjut Natassha menyampaikan, IATA juga melakukan pengeboran pada IUP lainnya, yakni PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE).

Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) melaporkan penemuan cadangan untuk IBPE di Tahap I sebanyak 6,22 juta MT, dengan GAR 3.375 kg/kcal di area seluas 960 hektar dari total area yang dapat dieksplorasi seluas 15.000 hektar.

Adanya tambahan laporan dari KCMI ini, maka jumlah cadangan batubara terbukti dari empat IUP yang dimiliki oleh IATA mengalami kenaikan menjadi 201,32 juta MT dari sebelumnya 158,68 juta MT.

Dengan menggunakan harga rata-rata batubara HBA dari 2021 hingga Mei 2022, kegiatan penambangan APE dan IBPE akan menghasilkan Net Present Value (NPV) masing-masing sebesar USD220,4 juta dan USD34,9 juta, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 55,2 persen dan 59,5 persen.

Sedangkan, Break-Even Point (BEP) sebanyak 7,29 juta MT dan 1,94 juta MT, serta Payback Period masing-masing 2,06 tahun dan 1,54 tahun.

“Penemuan cadangan dan sumber daya batubara akan terus meningkat, karena pengeboran APE dan IBPE yang saat ini dilakukan secara kolektif, belum mencapai 15 persen dari total area yang dapat ditambang”.

Manajemen IATA mengungkapkan, pengeboran APE Tahap III dijadwalkan selesai pada kuartal kedua tahun ini, sedangkan pengeboran Tahap IV dijadwalkan selesai pada pertengahan Kuartal III-2022.

Perlu diketahui, APE dan IBPE masing-masing memiliki IUP operasi seluas 15.000 hektar di Musibanyuasin, Sumatera Selatan.

Lokasi penambangan APE hanya berjarak 12,5 kilometer dari sungai dan sekitar 108 km ke area transhipment di Pelabuhan Tanjung Buyut.

Sedangkan lokasi penambangan IBPE berjarak 5 km dari pelabuhan dan memiliki jarak yang sama, yaitu 108 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut.

Baik APE maupun IBPE ditargetkan mulai berproduksi pada tahun ini.

“Angka cadangan di atas belum memperhitungkan cadangan dari IUP lainnya, seperti PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal-South (BSPC-S), PT Primaraya Energi (PE), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP) dan PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP) yang masih perlu pengeboran lanjutan,” demikian disebutkan Natassha.

Dia mengatakan, kegiatan pengeboran masih terus dijalankan dan jumlah cadangan terbukti akan terus bertambah, jika hasil eksplorasi menunjukkan temuan batubara baru. “IATA mengestimasi cadangan batubara untuk semua IUP mencapai minimal 600 juta MT,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menakar Objektivitas Hasil Survey

Oleh: Edi Danggur, SH, MH Beberapa lembaga survey merilis hasil

Ignasius Jonan Diangkat Jadi Komisaris Independen SIDO

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Industri Jamu