JAKARTA – PT Intraco Penta Tbk (INTA) raih pendapatan usaha sebesar Rp1,082 triliun pada 2023.
Pendapatan INTA ini meningkat sebesar 63,69% dari tahun 2022 sebesar Rp661,31 miliar.
Menurut laporan keuangan INTA per Desember 2023, dikutip Kamis (25/4/2024), penjualan alat berat menjadi penyokong utama pendapatan pada tahun 2023 sebesar Rp661,19 miliar.
Penjualan segmen ini melesat 85,90% dari tahun sebelumnya Rp355,67 miliar.
Sektor kedua terbesar yang menyumbang pendapatan adalah penjualan suku cadang sebesar Rp334,82 miliar yang meningkat sebesar 64,17% dibanding tahun 2022 sebesar Rp203,94 miliar.
Pendapatan jasa mencapai Rp82,84 miliar, turun tipis 0,02% dari Rp82,86 miliar, dan manufaktur sebesar Rp2,95 miliar, naik sebesar 147,90% dari Rp1,19 miliar.
Kenaikan pendapatan tersebut turut mengerek peningkatan beban pokok sebesar 51,48% menjadi Rp852,90 miliar pada 2023. Beban pokok pendapatan INTA di tahun 2022 sebesar Rp563,03 miliar.
Laba kotor emiten alat berat ini pun meningkat sebesar 132,89% menjadi Rp228,89 miliar di tahun 2023.
Pada tahun 2022, laba kotor INTA sebesar Rp98,28 miliar.
Adapun INTA mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp36,72 miliar.
Padahal pada tahun 2022, INTA mencatat rugi sebelum pajak Rp57,65 miliar.
Perseroan mencatat rugi bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp39,90 miliar (Rp12 per saham) pada 2023.
Angka ini turun 54,14% dibandingkan rugi bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2022 sebesar Rp87,01 miliar (Rp26 per saham).
Sementara itu, Aset INTA naik 13,30% menjadi Rp2,47 triliun pada tahun 2023 dari Rp2,18 triliun di akhir 2022.
Liabilitas INTA juga naik 8,64% menjadi Rp4,40 triliun, dari Rp4,05 triliun. Sedangkan defisiensi modal naik 3,76% menjadi Rp1,93 triliun dari Rp1,86 triliun.
