ITS Kembangkan Aplikasi SahabatCAPD untuk Pantau Pasien Gagal Ginjal Kronis

Monday 1 Apr 2024, 9 : 21 pm
Dosen Departemen Teknik Informatika ITS sekaligus Ketua Tim Peneliti, Dini Adni Navastara

SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bekerjasama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) mengembangkan aplikasi SahabatCAPD, untuk memudahkan dokter dalam melakukan pemantauan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).

Menurut Dosen Departemen Teknik Informatika ITS sekaligus Ketua Tim Peneliti, Dini Adni Navastara, aplikasi SahabatCAPD memiliki tugas untuk meningkatkan sistem pemantauan dan pengelolaan kondisi pasien gagal ginjal kronis.

“Aplikasi ini juga mampu mengenali pola-pola yang rumit dan menafsirkan data cairan buangan dengan lebih akurat, sehingga memungkinkan untuk mendeteksi kemungkinan risiko komplikasi dengan lebih baik. Ada juga yang fitur dapat memberikan informasi tambahan kepada dokter untuk memudahkan dalam melakukan diagnosa perkembangan pasien secara lebih komprehensif,” papar Dini di Surabaya, Senin(1/4/2024).

Selama ini, sekitar 16 % risiko kematian pasien terapi CAPD disebabkan oleh komplikasi akibat kelalaian, kesalahan teknis dan kesalahan dalam pemantauan terhadap pasien.

Belajar dari fakta tersebut, aplikasi ini dikembangkan sebaik mungkin terutama dalam pencatatan, pendeteksian, dan pemantauan sehingga mengurangi kasus komplikasi gagal ginjal kronis yang selama ini tidak terdeteksi secara dini.

Menurut Dini, penelitian lebih lanjut ini tak lepas dari keterlibatan RSUA dalam mengoptimalkan pemanfaatan data pasien yang relevan, guna meningkatkan akurasi dan efektivitas aplikasi.

Dengan kolaborasi ini, diharapkan aplikasi SahabatCAPD dapat diuji dan disesuaikan secara lebih cermat sesuai dengan kebutuhan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi CAPD di lingkungan rumah sakit tersebut.

“Selanjutnya, pendataan pasien ini akan dilakukan secara berkelanjutan untuk menyesuaikan hasil validasi data dari rumah sakit,” ungkap alumnus S2 Pusan National University, Korea Selatan tersebut.

Setelah semua tahapan pengembangan dan penyempurnaan sudah matang, aplikasi SahabatCAPD akan segera diluncurkan untuk penggunaan pertamanya di RSUA.

“Rencana peluncuran pertama ini menjadi langkah awal dalam menyediakan layanan yang lebih baik bagi pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi CAPD,” tambah Dini.

Dini menceritakan juga inovasi ini berawal dari gagasan kreatif mahasiswa ITS yang berpartisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 lalu.

Sebagai dosen pembimbing dalam tim, perempuan yang kerap disapa Dini ini melihat potensi besar dalam ide tersebut untuk meningkatkan sistem pemantauan dan pengelolaan kondisi pasien gagal ginjal kronis.

“Namun, anggota tim mahasiswa tersebut saat ini telah menyelesaikan studinya di ITS,” ungkapnya, di Surabaya, Senin(1/4/2024).

Tak ingin mengakhiri pengembangan inovasinya, dosen Departemen Teknik Informatika ITS  tersebut memutuskan untuk melanjutkan penelitian dalam pengembangan dan penyempurnaan aplikasi, termasuk dengan menerapkan teknologi deep learning di dalamnya.

Pemilihan teknologi ini didasarkan dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan keberhasilan deep learning dalam mendiagnosis kondisi medis melalui citra.

“Meskipun begitu, belum ada penelitian khusus berbasis deep learning terkait CAPD untuk deteksi risiko komplikasi menggunakan effluent dialysate,” tambah Dini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kebijakan Negara Maju Cenderung Protektif

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menyebutkan tantangan bagi prospek perekonomian Indonesia dari

MKD Diultimatum Segera Hentikan Akrobat ‘Badutnya’

JAKARTA-Desakan publik agar Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR segera menghentikan